Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gangguan Psikologis Saat Menstruasi

20 April 2011   03:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:37 7000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernahkah anda atau pasangan anda mengalami perasaan yang tidak enak menjelang mau menstruasi ? Saya yakin pernah. Walaupun secara statistik hanya di bawah 10 % wanita yang benar-benar dapat didiagnosis sebagai Premenstrual Dysphoric Disoder (PMDD) tapi kondisi tidak nyaman secara fisik dan psikis menjelang mens adalah hal yang biasa terjadi pada wanita di masa subur. Kebanyakan dari kita lebih banyak mengenal sebagai Premenstrual Syndrome (PMS) walaupun secara jumlah gejala dan beratnya berbeda.

Premenstrual Dysphoric Disoder atau Premenstrual Syndrome ?

Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) adalah kondisi somatopsikis yang dipicu oleh perubahan level dari hormon steroid seks yang dihubungkan dengan siklus ovulasi menstruasi. Kondisi ini berlangsung sekitar 1 minggu sebelum terjadinya mens dan dikarakteristikam dengan iritabilitas, emosional yang labil, sakit kepala, kecemasan dan depresi. Gejala somatik meliputi edema, penambahan berat badan, nyeri di payudara, sinkop (pingsan) dan kesemutan. Kondisi ini bisa terjadi pada sekitar 5% wanita. Pengobatannya adalah sesuai gejala (simptomatik) termasuk pemberian analgesik (pereda sakit) dan obat anticemas ringan jika terdapat gangguan tidur. Penelitian mengatakan pada beberapa pasien ternyata responsif terhadap pemberian antidepresan SSRI.

Sampai saat ini kriteria diagnosis yang benar-benar valid untuk menyatakan seseorang mengalami PMDD masih belum ada. Hal ini yang menyebabkan secara statistik, prevalensi atau angka kejadian kondisi ini tidak diketahui pasti. Beberapa gejala yang yang selama ini diteliti oleh para ahli meliputi gejala

1.Mood depresi yang jelas, merasa tiada harapan atau pikiran-pikiran buruk

2.Cemas, tegang, merasa sulit berpikir

3.Labil, menjadi murah sedih, menangis dan meningkat sensitifitasnya terhadap penolakan

4.Marah yang terus menerus, iritabilitas, peningkatan konflik interpersonal

5.Penurunan minat terhadap aktifitas yang biasa (kerja,sekolah, sosial, hobi)

6.Perasaan subyektif sulit berkonsentrasi

7.Mudah lelah, lesu, tidak bertenaga

8.Perubahan nafsu makan, terlalu banyak makan atau “mengidam” makanan tertentu

9.Terlalu banyak tidur atau Insomnia

10.Merasa banyak beban dan sulit mengkontrol diri

11.Gejala fisik seperti sakit kepala, payudara menjadi keras, nyeri otot dan sendiri, mual atau bertambah berat badan

Untuk didiagnosis sebagai PMDD maka perlu ada 5 gejala di atas dengan salah satu gejala tersebut adalah gejala nomor 1,2,3,atau 4. Secara pengalaman klinis dan penelitian kondisi tersebut tidak banyak ditemui. Statistik mengatakan hanya 3-7% dari populasi yang mengalami diagnosis lengkap untuk PMDD, sehingga yang lebih banyak ditemui adalah salah satu atau dua gejala saja yang lebih sering disebut sebagai Premenstrual Syndrome (PMS)

Gejala Premenstrual Syndrome (PMS) lebih sedikit dan biasanya hanya mengenai salah satu gejala afektif (perasaan) saja. Beberapa gejala afektif itu adalah Depresi, Iritabilitas, Kecemasan, Kebingungan dan Penarikan Diri. Sedangkan gejala fisiknya adalah Payudara yang membesar dan sensitif, mual, sakit kepala dan bengkak di kaki.

Penanganan

Seperti yang telah disebutkan di atas, penanganan untuk PMDD maupun PMS adalah dengan terapi sesuai gejala (simptomatik). Penggunaan antidepresan SSRI haruslah atas petunjuk psikiater dan hanya diberikan pada kondisi gejala afektif yang berat.

mbahndi@yahoo.com

http://psikosomatik-omni.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun