Di era kemajuan zaman sekarang ini, minat belajar generasi bangsa semakin mengalami penurunan seiring berjalannya waktu. Pembelajaran yang monoton di sekolah seringkali menurunkan minat belajar seseorang, salah satunya dalam belajar sejarah. Pelajaran sejarah di sekolah seringkali dipandang sebagai pelajaran yang membosankan karena siswa dituntut untuk banyak menghafal. Banyak orang ketika pelajaran sejarah berlangsung cenderung merasa tidak minat sehingga tak jarang menyebabkan mereka mengantuk, malas-malasan, tidak bersemangat, bahkan merasa antisipasi terhadap pelajaran sejarah.Â
Problematika ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti materi pembelajaran sejarah dipandang terlalu teoritis, guru hanya menerangkan dengan ceramah, dan pengalokasian waktu pelajaran yang kurang tepat diterapkan di kelas. Hal ini menyebabkan banyak generasi sekarang menganggap bahwa belajar sejarah itu sulit untuk dipahami, sehingga minat untuk belajar sejarah ini cenderung menurun.Â
Generasi saat ini memiliki ketertarikan terhadap hal-hal yang praktis, dimana mereka selalu memilih suatu hal yang mudah, menantang, dan cepat hasilnya dibanding memilih hal yang rumit dan membosankan. Perubahan karakter generasi muda sekarang ini disebabkan oleh gencarnya modernisasi dan perkembangan teknologi yang semakin mendorong generasi era milenial ini untuk memiliki inovasi yang lebih praktis dalam melakukan sesuatu. Tidak terkecuali dalam model pembelajaran sejarah, yang tentunya harus ada inovasi baru yang dapat disesuaikan dengan era Milenial.Â
Pembaruan metode pengajaran dan pembelajaran sejarah tentunya dapat disesuaikan dengan materi-materi yang berkaitan. Namun, salah satu hal yang sangat erat dengan sejarah adalah museum. Belakangan ini cukup populer pula tentang hal-hal yang berkaitan dengan museum di sosial media yaitu konten Kunjungan Museum. Maka dari itu, dengan adanya problematika pembelajaran sejarah yang ada, inovasi kunjungan museum ini dapat dijadikan sebagai kegiatan yang cocok untuk inovasi pembelajaran sejarah di era milenial saat ini. Salah satu museum di Indonesia yang cocok digunakan sebagai alternatif inovasi belajar sejarah ini adalah Museum Nasional.
Pembelajaran Sejarah Melalui Museum Nasional
Museum Nasional merupakan salah satu museum terbaik di Indonesia yang berdiri pada tanggal 24 April 1778 yang berada di bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Museum ini tergolong sebagai salah satu museum terbesar yang ada di Indonesia. Tujuan didirikannya museum ini yaitu sebagai pusat penelitian terutama dalam bidang sejarah dan kebudayaan. Namun, seiring perkembangan zaman museum nasional ini dijadikan sebagai lembaga rujukan bagi sekolah-sekolah dalam memperkenalkan pengetahuan sejarah dan kebudayaan di era modern ini
Â
Belajar melalui Museum Nasional ini dapat disesuaikan dengan tingkatan jenjang pendidikan seperti pengenalan budaya dan melihat koleksi museum (tingkatan anak SD), mengkaji peninggalan museum (SMP/SMA) yang kajiannya disesuaikan dengan materi pembelajaran di sekolah, Untuk mahasiswa sendiri sering memanfaatkan museum sebagai sumber penelitian maupun kajian. Menariknya pemanfaatan museum bagi mahasiswa ini bukan hanya dari kalangan mahasiswa sejarah saja, melainkan juga dari kalangan mahasiswa jurusan lain seperti jurusan hukum, jurusan desain, dan jurusan arsitektur.ÂMuseum Nasional merupakan salah satu sumber inovasi pembelajaran sejarah yang berpotensi lebih efektif bagi pelajar terutama bagi generasi milenial saat ini. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan kunjungan museum oleh anak-anak muda saat akhir pandemi Covid-19 yang diawali karena adanya Jakarta Biennale. Jakarta Biennale ini merupakan pameran seni Indonesia yang di adakan di Museum Nasional. Pameran ini menjadi salah satu event Museum Nasional yang rutin diadakan setiap dua tahun sekali. Awal kepopuleran ini diawali dengan para pengunjung yang memposting kontennya di Tiktok dengan se-artistik mungkin, dimana hal ini langsung menjadi konten yang trending di Tiktok. Hal inilah membuat banyak pengunjung terutama anak-anak muda ramai berdatangan ke museum dengan ber-OOTD menarik. Menurut Ghufron selaku tour guide Museum Nasional, peningkatan ini terus terjadi tiap tahunnya, terlebih lagi saat PPKM mulai dihapuskan, Museum Nasional mengalami peningkatan pengunjung dari 200.000 pengunjung meningkat hampir 300.000 pengunjung. Hal ini dapat membuka celah baru di era milenial dalam mengeksplorasi museum sebagai tempat alternatif belajar sejarah.Â
Dengan adanya kepopuleran Museum Nasional, pihak museum tentunya memanfaatkan sosial media seperti Twitter, Instagram, dan Tiktok untuk menarik perhatian pengunjung terutama pada anak-anak muda yang perlu menambah wawasan belajar. Pihak Museum selalu update mengenai kegiatan atau event yang ada di Museum Nasional yaitu kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat seperti lomba corat-coret, membuat infografis koleksi museum, dan workshop membatik yang bisa diikuti oleh masyarakat umum. Setiap kegiatan ini selalu diapresiasi dengan bentuk pemberian hadiah ataupun sertifikat resmi dari pihak Museum Nasional.Â
Kegiatan-kegiatan dari Museum Nasional ini sangat direkomendasikan untuk diikuti oleh kalangan anak muda. Mereka bisa eksplorasi apa saja yang ada di Museum Nasional. Sehingga, kedatangan mereka ke museum ini setidaknya dapat menambah gambaran tentang peninggalan sejarah yang pernah ada. Beberapa kegiatan tersebut tentu memiliki dampak yang baik bagi pembelajaran sejarah seperti mengetahui informasi dan sejarah seni-seni maupun peninggalan yang terdapat di pameran museum. Sehingga, rasa ingin tahu mereka terhadap peninggalan dan seni-seni yang ada, membuat mereka lebih tertarik mengetahui sejarah yang ada di Indonesia melalui kunjungan ke Museum Nasional. Terlebih lagi peninggalan yang ada di museum nasional memiliki informasi yang lengkap mengenai sejarah peninggalannya. Sehingga, siapapun yang melihat peninggalan dan informasi peninggalan tersebut, setidaknya dapat terekam di pikiran mereka sebagai wawasan pengetahuan baru.Â