Saat ini tengah mewabah penyakit pada hewan yang mulai meresahkan para peternak di Indonesia. Penyakit ini dikenal dengan nama Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Apthae Epizootica (AE) atau juga Foot and Mouth Disease (FMD). PMK sendiri merupakan penyakit yang menyerang hewan berkuku genap/belah (cloven-hoofed). Virus PMK berukuran kecil (± 20 milimikron), tidak beramplop/ tanpa lapisan lemak dan memiliki kapsid yang kuat sehingga virus ini sangat tahan terhadap desinfektan yang cara kerjanya melarutkan lemak.
Penyakit ini tidak memberikan dampak apapun pada manusia sehingga daging dan susu dari hewan penderita PMK aman untuk dikonsumsi. Namun dampak PMK akan sangat dirasakan oleh hewan yang peka, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, rusa, babi, unta, dan beberapa jenis hewan liar seperti bison, antelope, jerapah dan gajah.
Wabah ini sempat menyerang peternakan sapi perah dan sapi pedaging di kawasan Kampung Cikoneng, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Karena minimnya pengetahuan peternak mengenai pencegahan dan penanganan penyakit ini, beberapa peternak mengalami kerugian akibat sapi yang mengalami kematian maupun sapi yang sakit dan harus segera dipotong dan dijual dengan harga yang jauh lebih murah. Peristiwa tersebut juga sangat berdampak pada perekonomian warga Kampung Cikoneng yang akhirnya mengalami pemerosotan, khususnya bagi para peternak.
Sejalan dengan hal tersebut mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik kelompok 100 melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Mengenai Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kepada warga Kampung Cikoneng, Desa Cibiru Wetan untuk memberikan pengenalan PMK dalam proses pencegahan dan penanganan penyakit tersebut yang diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan kualitas sumber mata pencaharian warga desa dan membangkitkan kembali perekonomian warga Kampung Cikoneng yang sejalan dengan tema dari KKN-T kelompok 100 yaitu “Desa Tanpa Kemiskinan”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H