Mohon tunggu...
Anis
Anis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

😊

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Jenis-jenis Pola Asuh

28 Oktober 2019   07:19 Diperbarui: 28 Oktober 2019   07:22 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pola asuh merupakan salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi pola pikir, prilaku dan kepribadian anak. Setiap orangtua tentunya memiliki pola asuh tersendiri yang diterapkan untuk anak mereka. Terkadang, pola asuh yang diterapkan oleh orangtua terhadap sang anak berdasarkan pada pengalaman pola asuh, sudut pandang, dan latar belakang pendidikan mereka. Adapun beberapa jenis pola asuh yang bisa diterapkan oleh para orangtua, sebagai berikut:


1.  Otoriter
Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang bersifat memaksa. Orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter, biasanya selalu menuntut anak agar mengerjakan perintah dengan sempurna. Selain itu,  orangtua juga lebih sering berkomunikasi satu arah dengan anak. Sehingga, anak yang dididik dengan pola asuh ini cenderung takut berpendapat atau kurang percaya diri, enggan untuk mencoba hal-hal baru, kreativitasnya terhambat, dan menjadi sosok pemarah karena pengaruh tekanan yang sering mereka dapatkan.

2.  Serba Boleh ( Permisif)
Pola asuh Permisif merupakan kebalikan dari pola asuh otoriter. Jika pola asuh otoriter bersifat memaksa atau mengekang, maka pola asuh permisif lebih memberikan kebebasan kepada anak dan orangtua berfikir bahwa tugas mereka hanya sebagai fasilitator. Orangtua yang menerapkan pola asuh ini, beranggapan bahwa cara menunjukkan kasih sayang terhadap adalah ialah dengan menuruti semua keinginannya, tanpa mempertimbangkan dampak baik atau buruk yang akan ditimbulkan. Adapun anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menerapkan pola asuh permisif, mereka akan cenderung banyak menuntut, lebih mementingkan diri sendiri, acuh terhadap lingkungan sekitarnya, dan sulit untuk mandiri.

3. Pengabaian

Kesibukan orangtua atau masalah keluarga seringkali menjadi penyebab utama orangtua mengabaikan anak. Anak yang tumbuh di tengah-tengah keluarga yang kurang peduli dengan pengasuhan anak, biasanya memiliki kondisi psikologis yang kurang baik. Mereka akan cenderung bersikap apatis, sulit bersosialisasi, dan bisa mudah terjerumus pada perbuatan-perbuatan negatif sebagai cara mereka untuk melampiaskan rasa kesepian.

4. Demokratis
Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang berpusat pada anak. Artinya, setiap aturan yang dibuat oleh orangtua didasarkan pada pertimbangan karakter dan tahap perkembangan anak. Ciri-ciri dari pola asuh ini, orangtua lebih sering berkomunikasi dua arah, bersifat terbuka, dan menerapkan hukuman apabila anak melanggar peraturan yang telah disepakati. Seorang anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini, biasanya lebih berani berpendapat dan mencoba hal-hal baru, memiliki rasa empati terhadap lingkungan sekitarnya, serta mudah untuk  bersosialisasi.

Itulah beberapa jenis pola asuh yang biasanya diterapkan oleh para orangtua. Adapun menurut para ahli, pola asuh yang sebaiknya diterapkan oleh para orangtua adalah pola asuh demokratis. Karena, pola asuh tersebut dapat mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan anak dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun