Percintaan seharusnya membahagiakan, sampai kemudian disentuhkan pada politik, pada perang.
Mengambil latar Perang Dunia ke 2, Allied mengangkat liku kehidupan mata-mata.
Max Vatan yang dari Inggris dan Marianne Beausejour dari Perancis dipertemukan dalam tugas di Casablanca, keahlian dalam penyamaran membawa keberhasilan untuk penyerangan mematikan ke Jerman yang bersama Hitler dengan NAZInya menjadi penguasa Eropa.
Satu hal dari kodrat kemanusiaan mereka alami, mereka tak kuasa melawan cinta yang hadir menyerang hati. Asmara menyentuh.
Di sini konflik dialirkan, menyimak perjalanan cinta mereka yang dituturkan dalam tempo yang lamban tapi tak menjemukan.
Membuka lapis misteri siapa sesunggguhnya mereka. Mengalir saja menuju muara konflik yang pelik, antara dua pilihan yang tak mudah. Memilih tugas negara atau memilih kekasih hati.
Kelihaian Steven Knight sebagai penulis cerita, menutur cerita romantisme diantara kecamuk perang, dan memberikan kejutan pada akhir cerita.
Sutradara Robert Zemeckis yang pernah sukses dengan Forrest Gump, selain berhasil menampilkan latar Eropa di tahun 1940an, di Allied, dia juga memaksimalkan karakter utama dan mengeksekusi cerita untuk mudah disimak.
Marion Cottilard, peraih Oscar lewat film La Vie en Rose di tahun 2008, kembali menunjukkan kualitas pemeranan di Allied ini. Sebagai Marianne Beausejour, Marion menampilkan ekspresi alamiah. Sosok mata-mata, yang lihai melakukan penyamaran, menyusun strategi perang, dan bahasa tubuh seorang perempuan yang jatuh hati. Meluluhkan. Elegan dan berkelas.Sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H