Nol.
Untukmu, yang tak lagi telanjang, para sampah Taman Eden!
*
Angkasa luka hijau membiru. Pada angka satu, langit berpancang rupa. Aku dan kau, bisa jadi seribu Arjuna? Alih-alih pandita, yang pantas mati belaka.
*
Hati yang murka, menyembur dari sana api sekental darah! Tamasya merah mentah. Tanya saja si hebat Astika.
*
Mual, muak dan merekah! Bersuci dalam air tawa, memikul pelita di dalam gua. Sendiri, sepi dan sunyi.
*
Berakhir pada kelindan renjana. Pria sepele yang kecanduan masturbasi; pada malam-malam yang tak utuh lagi.
*
Luruh, sampai nafsu kering menjadi debu.
Kau bukan apa, hanya deret angka nol; Mengalirkan amis darah, dari tepi langit Kurusetra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H