Mohon tunggu...
Lury Sofyan
Lury Sofyan Mohon Tunggu... Ilmuwan - Behavioral Economist

find me: https://www.linkedin.com/in/lurysofyan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Judi Online Laris?

10 Juli 2024   08:00 Diperbarui: 10 Juli 2024   08:15 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Efek psikologis lainnya termasuk Efek #SunkCost dan #GamblerFallacy, di mana individu cenderung terus berjudi dalam upaya untuk "mengembalikan" uang yang telah diinvestasikan atau berpikir bahwa hasil masa lalu akan memengaruhi hasil masa depan (Blaszczynski et al., 2020).

Upaya mengurangi

Banyak hal dapat dilakukan dari sisi penegakan hukum dan kepatuhan. Jika dilakukan secara konsisten pasti akan berdampak walaupun upaya seperti itu tidak cukup. Pendekatan yang berfokus pada sisi permintaan (demand) juga sangat krusial karena permasalahan awalnya muncul disini. 

Nah, dari sudut pandang #ilmuperilaku #behavioralscience #behavioraleconomics beberapa hal dapat dilakukan dengan berfokus pada sisi permintaan (demand) atau perilaku masyarakat. 

Ketika berjudi, orang sering lupa diri karena adrenalin yang terpacu. Orang yang awalnya punya komitmen untuk tidak melakukan judi, dengan mudah dapat tergiur (lagi) bahkan tak berdaya untuk melawan hasrat berjudi. 

Penerapan pembatasan diri berupa #commitmentdevice, seperti sistem pembatasan waktu atau jumlah uang yang dapat dihabiskan pengguna dalam periode tertentu (Thaler & Sunstein, 2008) dapat membantu pelaku untuk dapat mengontrol dirinya. Commitment device telah digunakan diberbagai area untuk mendekatkan gap antara motivasi dan perilaku yang sering kali lebar seiring waktu berjalan. 

Selain itu, pendaftaran identitas sebelum berjudi juga dapat membantu membatasi anonimitas (Auer & Griffiths, 2017). Seperti di atas dijelaskan, anonimitas berkontribusi sangat besar membentuk perilaku berjudi. Strategi ini juga dapat membatasi anak-anak untuk mengakses platform judi online. 

Ingin tau lebih dalam tentang #anonimitas, #commitmentdevice, dan bagaimana perilaku terjadi? Cek Buku #ArsitekturPerilaku - bagaimana kita mengambil keputusan? 

Note: Konten ini diposting dibeberapa channel.

Referensi:

  • Sofyan, L. & Prasteyo B.P. (2024): "Arsitektur Perilaku" Penerbit Buku Kompas.
  • Badan Pusat Statistik. (2023). Statistik Penggunaan Internet di Indonesia 2023. Jakarta, Indonesia.
  • https://dataindonesia.id/berita/detail/menko-polhukam-perputaran-uang-judi-online-rp327-t-pada-2023-dan-kuartal-i2024-tercatat-rp100-t
  • H2 Gambling Capital. (2023). Global Gambling Statistics 2023. Retrieved from https://www.h2gc.com
  • Johnson, E. E., et al. (2019). Digital problem gambling: The risks and harms of internet gambling. Addiction Research & Theory, 27(4), 335-342.
  • Griffiths, M. D. (2018). The Psychology of Online Gambling: A Review of Psychosocial Factors. Journal of Gambling Studies, 34(2), 1-23. doi:10.1007/s10899-017-9708-0
  • Auer, M., & Griffiths, M. D. (2017). Self-reported losses versus actual losses in online gambling: An empirical study. Journal of Gambling Studies, 33(3), 795-806. doi:10.1007/s10899-016-9637-0
  • Clark, L., Lawrence, A. J., Astley-Jones, F., & Gray, N. (2019). Gambling Near-Misses Enhance Motivation to Gamble and Recruit Win-Related Brain Circuitry. Neuron, 61(3), 481-490. doi:10.1016/j.neuron.2009.01.027
  • Gainsbury, S. M., Russell, A., Wood, R., Hing, N., & Blaszczynski, A. (2015). How risky is internet gambling? A comparison of subgroups of internet gamblers based on problem gambling status. New Media & Society, 17(6), 861-879. doi:10.1177/1461444814521141

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun