4. Mendorong Inovasi Teknologi : Pengembangan teknologi baru dalam produksi energi terbarukan.
- Proses Produksi Biodiesel
1. Pengumpulan Bahan Baku : Bahan baku seperti minyak nabati atau lemak hewani dikumpulkan dan diproses untuk menghilangkan kotoran dan air.
2. Pre-treatment : Tahap ini meliputi proses degumming dan deacidification untuk menurunkan kadar asam lemak bebas (FFA). Jika kadar FFA tinggi, dilakukan esterifikasi terlebih dahulu sebelum transesterifikasi.
3. Esterifikasi : Proses ini dilakukan jika kadar FFA lebih dari 5%. Minyak bereaksi dengan metanol menggunakan katalis asam (seperti HSO) untuk menghasilkan ester.
4. Transesterifikasi : Proses utama dalam produksi biodiesel di mana minyak nabati bereaksi dengan metanol (atau etanol) menggunakan katalis basa (seperti NaOH atau KOH). Reaksi ini menghasilkan FAME dan gliserol.
5. Pemurnian : Hasil reaksi kemudian dipisahkan menjadi dua fase: biodiesel (FAME) di atas dan gliserol di bawah. Biodiesel kemudian dimurnikan melalui proses pencucian dan pengeringan untuk menghilangkan sisa-sisa katalis dan metanol.
- Metode Produksi
Metode Batch vs Kontinu : Produksi biodiesel dapat dilakukan secara batch atau kontinu. Metode batch adalah cara tradisional yang melibatkan reaktor terpisah untuk setiap tahap, sedangkan metode kontinu menggabungkan reaksi dan pemurnian dalam satu unit operasi, yang lebih efisien untuk skala besar.
Kelebihan Metode Kontinu : Efisiensi waktu dan biaya , Hasil biodiesel yang lebih bersih , Cocok untuk kapasitas produksi besar.
Tantangan dalam Produksi Biodiesel :
1. Biaya Produksi : Meskipun biodiesel lebih ramah lingkungan, biaya produksinya masih lebih tinggi dibandingkan bahan bakar fosil.
2. Ketersediaan Bahan Baku : Persaingan dengan pangan dalam penggunaan tanaman sebagai bahan baku.