Pemberdayaan Karang Taruna Desa Kalisat oleh Tim PROMAHADESA Universitas Jember untuk Atasi Permasalahan Stunting Melalui Focus Group Discussion (FGD) Mengenai Kesehatan Reproduksi
Jember, 2024 ---Â Kolaborasi antara masyarakat Desa Kalisat dan tim Program Mahasiswa Berdesa (Promahadesa) UNEJ Tahun 2024 berfokus pada peningkatan pemahaman tentang gizi seimbang untuk mengatasi isu stunting. Diketuai Anggi Salwa Adisty, tim Promahadesa mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama sembilan anggota dari tiga fakultas berbeda (Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan Fakultas Farmasi) kepada remaja karang taruna di desa Kalisat.Â
Latar Belakang
Pada tahun 2018, di Indonesia 1 dari 9 anak perempuan melakukan pernikahan dini. Data ini diambil dari perempuan usia 20-24 tahun yang melakukan pernikahan pertama mereka sebelum usia 18 tahun. Jumlahnya mencapai 1.220.900 jiwa, dan menempatkan Indonesia pada 10 negara dengan angka absolut pernikahan dini tertinggi di dunia (BPS dan Kementerian PPN, 2020). Sebanyak 21,75% anak-anak dibawah usia 16 tahun  di daerah perkotaan sudah dinikahkan, sedangkan di pedesaan angkanya jauh lebih besar yaitu 47,79 %. Berdasarkan SDKI 2017, remaja putri di Indonesia yang melahirkan di desa sebanyak 69 per 1.000 remaja putri dan di perkotaan 32 per 1.000 remaja putri. Sementara di pedesaan, dari 1000 remaja usia 15-19 tahun, ada 60 orang yang sudah memiliki anak. Berdasarkan data dari berbagai kabupaten/kota di Indonesia juga menunjukkan bahwa pernikahan usia dini terjadi hampir di setiap daerah. Oleh karena itu, dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) bersama enam remaja karang taruna Desa Kalisat dalam pembahasan program Gerakan Remaja Cegah Pernikahan Dini (GERHANI). Program pencegahan pernikahan dini ini perlu dilakukan mengingat anak yang lahir dari ibu dengan usia dini memiliki potensi lebih besar mengalami kekurangan gizi atau stunting. Program ini bekerja dengan memberdayakan remaja karang taruna melalui Focus Group Discussion (FGD), pelatihan pencegahan stunting, dan demonstrasi pembuatan MP-ASI dengan memanfaatkan potensi alam desa setempat.
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pertama dilaksanakan pada Jum'at, 5 Juli 2024 dengan presentator Vanesha dan Erika. Topik utama yang dibahas terkait definisi kesehatan reproduksi, bahaya pernikahan dini yang berdampak pada terganggunya sistem kesehatan reproduksi. Dalam diskusi ini, Vanesha dan Erika mempresentasikan semakin muda usia pernikahan ibu, maka proporsi balita dengan status gizi pendek semakin meningkat.
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) kedua dilaksanakan pada Sabtu, 6 Juli 2024 dengan presentator Priska dan Amel. Topik yang dibahas dalam FGD kedua adalah mengenai masalah kesehatan reproduksi dan peran dalam mencegah masalah kesehatan reproduksi. Dalam diskusi ini Priska mempresentasikan beberapa masalah kesehatan reproduksi antara lain HIV/AIDS, kehamilan tanpa rencana, infeksi menular seksual dan masih banyak lagi. Amel menjelaskan perlunya peran diri sendiri sebagai preventif dan peran keluarga dalam mencegah masalah kesehatan reproduksi. Dalam pertemuan ini, Dian, anggota Karang Taruna, menyadari bahwa selain peran diri sendiri, peran keluarga dalam mendidik anak sangat penting untuk mencegah adanya masalah kesehatan reproduksi ini.Â
Untuk informasi lebih lengkap terkait kegiatan Tim Promahadesa Universitas Jember 2024 di Desa Kalisat, dapat diakses melalui media sosial.Â
Instagram : @promahadesa.kalisatÂ