PROMAHADESA (Program Mahasiswa Berdesa) merupakan program pemberdayaan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember. Program ini dilaksanakan oleh sekelompok mahasiswa terhadap mitra sasaran untuk memberikan kontribusi nyata dalam hal pengabdian kepada masyarakat. Promahadesa bertujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan desa yang menjadi mitra pengabdian mahasiswa.
Kawasan Pantai Paseban dipilih menjadi lokasi pengabdian dalam program ini. Pantai Paseban dikenal sebagai pantai wisata alam yang terletak di Desa Paseban, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Pantai Paseban juga  ditetapkan sebagai kawasan wisata alam dengan potensi kegiatan berupa pariwisata pantai. Di samping itu, Permasalahn yang terdapat di Pantai Paseban yaitu perkembangan wisata yang sangat pasif. Hal tersebut didukung dengan kurangnya pemenuhan fasilitas wisata yang menyebabkan berbagai dampak negatif salah satunya adalah peningkatan limbah pantai.
Tim Promahadesa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember telah menyelenggarakan program edukasi pengolahan limbah dengan sasaran siswa-siswi TKS Dewi Masyithoh Paseban. "Program ini bertujuan untuk memberi edukasi dini dengan sasaran siswa siswi yang berada di dekat kawasan Pantai Paseban" ungkap Aisyah Emelia selaku Ketua Tim Promahadesa 2024. Dr. Supeno, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing Tim Promahadesa 2024 menyatakan bahwa dengan adanya pengoptimalisasi lingkungan sekitar dan keterlibatan siswa secara langsung tentunya akan dengan mudah mengelola limbah yang ada di lingkungan Pantai Paseban. Selain itu, melalui limbah yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai kerajinan sehingga mampu melatih kreativitas dan psikomotor sehingga dapat membantu proses perkembangan anak.
Program edukasi pengolahan limbah pantai mendapat respon baik dari guru maupun masyarakat sekitar. "Melalui edukasi sederhana seperti ini membuat anak anak lebih sadar terhadap lingkungan sekitarnya" ungkap Kepala Sekolah TKS Dewi Masyithoh yaitu Ibu Dwi. Program edukasi dirancang sederhana dengan mengumpulkan limbah penyebab pencemaran dari kawasan Pantai Paseban. Selanjutnya, limbah-limbah tersebut dibedakan berdasarkan jenisnya, seperti limbah organik dan limbah non organik untuk didaur ulang menjadi sebuah kerajinan. Dalam program tersebut, siswa-siswi TKS Dewi Masyithoh Paseban antusias dalam membuat kerajinan dari limbah pantai. Beberapa hasil kerajinan yang telah dihasilkan diantaranya kolase, hiasan dinding, dan tempat pensil.
Kolase dibuat menggunakan berbagai potongan dari limbah plastik. Mereka menggunting, menyusun, dan menempelkan bahan-bahan tersebut membentuk suatu gambar ke kertas yang telah disediakan. Siswa-siswi juga dengan antusias membuat tempat pensil dari potongan limbah botol bekas. Dibimbing oleh Tim Promahadesa, mereka memotong, mengecat, dan menghias botol-botol plastik yang sudah tidak terpakai menjadi tempat pensil yang unik dan fungsional. Selain itu, mereka juga membuat hiasan dinding dari tutup botol bekas dan limbah kantong plastik. mereka menyusun dan menempelkan tutup botol berwarna-warni serta potongan kantong plastik untuk menciptakan gambar yang indah.
Program edukasi tersebut merupakan sebuah kegiatan kreatif yang tidak hanya melatih keterampilan motorik halus tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya daur ulang sejak dini dengan menggunakan macam-macam limbah yang sering mereka temui di Kawasan Pantai Paseban. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini. Siswa-siswi TKS Dewi Mayithoh Paseban belajar bagaimana limbah yang dianggap tidak berguna bisa diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai, sambil menikmati pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H