Melimpahnya hasil panen durian di Desa Rowosari Jember juga meningkatkan limbah kulit durian yang terbuang sia-sia dan mengakibatkan bau tidak sedap karena tidak terurai dengan sempurna. Terbentuknya suatu program dari kelompok program mahasiswa berdesa atau yang sering dikenal dengan Promahadesa dari Universitas Jember dengan pengimplementasian teknologi tepat guna di desa Rowosari. Yang mana kulit durian ini akan diolah menjadi ekstrak dan dijadikan beberapa variasa produk yang juga memberikan dampak positif terutama dalam bidang ekonomi untuk menambah nilai jual dan icon dari produk durian.
Kegiatan ini dilakukan selama 3 bulan dimulai pada bulan Juni hingga Agustus. Rangkaian kegiatan Tim promahadesa Rowosari beberapa diantaranya melakukan pengabdian berupa bersih-bersih masjid dan melakukan sosialisasi kepada warga sekitar untuk memberi pemahaman mengenai pemanfaatan lebih lanjut kulit durian, proses destilasi kulit durian, produk yang akan dibuat serta proses pembuatannya di keesokan harinya. Di akhir acara, tim promahadesa juga melakukan demo proses penggunaan alat untuk mendapatkan minyak atsiri dan proses lanjutan hingga minyak atsiri tersebut menjadi bahan tepat guna. Yang diharapkan kegiatan ini mampu membantu mengurangi limbah kulit durian dan dapat meningkatkan pendapatan penduduk sekitar.
“Kami melakukan prorgam mahasiswa berdesa ini untuk mengolah komoditas potensi lokal yang sangat melimpah namun juga menyumbangkan sebagian limbah tak terpakai berupa kulit durian. Nantinya limbah ini akan kami olah melalui TTG ekstraktor guna menciptakan variasi produk yang bersumber darinya untuk menaikkan taraf hidup masyarakat sekitar” kata ketua Promahadesa UNEJ di Desa Rowosari, Thiflatul Kamiliah dalam kegiatan kunjungan di desa Rowosari.
Program mahasiswa berdesa ini diharapkan tidak hanya memberikan pemahaman mengenai dampak limbah kulit durian dan penanganannya, diharapkan program ini akan memberikan dampak materil yang akan menaikkan taraf ekonomi masyarakat setempat. Program ini berisikan kegiatan sosialisasi dan pelatihan penerapan alat Teknologi Tepat Guna (TTG) ekstraktor serta bimbingan dengan melalui persiapan pelaksanaan dan monitoring.
Output dari kegiatan ini yakni busa dihasilkan produk khas Desa Wisata Durian Rowosari hasil dari limbah kulit durian yang mengganggu warga sekitar. Tidak hanya pelatihan pembuatan produk, mahasiswa juga memberikan pelatihan digital marketing agar pengelolaan produk bisa maksimal melalui promosi media sosial Tiktok dan Instagram. Media sosial tersebut cukup efektif dan saat ini mudah dipelajari serta disebarkan dengan konten-konten yang menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H