\Kelompok Promahadesa E-Instrech baru-baru ini kembali menggelar sosialisasi terkait inovasi pertanian. Kali ini, fokus utama adalah pada teknologi perangkap hama penggerek buah kopi (PBKo) yang memanfaatkan limbah kopi sebagai atraktan dan pestisida alami.Â
Sosialisasi kedua ini merupakan langkah lanjutan dalam rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk memberdayakan petani kopi lokal dan meningkatkan hasil panen mereka melalui inovasi teknologi.Â
Dalam sosialisasi tersebut, tim Promahadesa E-Instrech memaparkan secara detail mengenai mekanisme kerja perangkap hama dan pembuatan pestisida alami hingga manfaatnya bagi produktivitas petani kopi. Para petani antusias menanggapi inovasi ini, terutama karena potensi besarnya dalam mengurangi penggunaan pestisida kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Selain itu, pemanfaatan limbah kopi sebagai atraktan memberikan nilai tambah ekonomis bagi petani.
Melalui sosialisasi ini, diharapkan semakin banyak petani kopi yang mengadopsi teknologi perangkap hama otomatis ini. Dengan demikian, kualitas dan kuantitas produksi kopi Indonesia dapat ditingkatkan secara berkelanjutan, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.Â
Keberhasilan Promahadesa E-Instrech dalam mengembangkan dan mensosialisasikan inovasi ini patut diapresiasi sebagai upaya nyata dalam mendukung pertanian berkelanjutan di Indonesia.
Inovasi utama yang diperkenalkan pada sosialisasi ini adalah sistem otomatisasi perangkap hama yang memanfaatkan teknologi sederhana namun efektif. Sistem ini dirancang untuk mendeteksi dan menangkap hama Penggerek Buah Kopi secara otomatis menggunakan atraktan yang berasal dari limbah kopi.
Limbah kopi, yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, diolah menjadi bahan atraktan alami yang mampu menarik hama dan bertindak sebagai pestisida organik. Dalam sosialisasi kedua ini, peserta yang sebagian besar adalah petani kopi lokal, diberikan pemahaman mengenai cara kerja sistem otomatisasi perangkap hama.
PROMAHADESA E-Instrech yang tidak hanya berfokus pada peningkatan hasil panen, tetapi juga peduli terhadap keberlanjutan lingkungan melalui pemanfaatan limbah. Beberapa  petani mengungkapkan tantangan yang mereka hadapi terkait pengendalian hama kopi, seperti mahalnya biaya pestisida dan dampak negatifnya terhadap tanah.Â
Dengan adanya alternatif ini, para petani berharap dapat mengurangi biaya produksi dan memperbaiki kualitas hasil kopi mereka. Sosialisasi kedua ini berhasil memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para petani tentang pentingnya inovasi teknologi dalam pertanian.Â