Program Mahasiswa Berdesa (PROMAHADESA) merupakan sebuah program pemberdayaan desa yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Jember kepada sasaran mitra. PROMAHADESA diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember yang berfokus untuk memberikan kontribusi secara nyata dalam pengembangan dan peningkatan kesejahteraan desa yang menjadi sasaran pengabdian.
Tim PROMAHADESA UNEJ telah menjalin kerja sama dengan kelompok tani Sumber Tani di Desa Arjasa sebagai sasaran mitra yang berfokus pada penanganan masalah limbah kulit singkong yang menumpuk dan kurang termanfaatkan. Â Program pengabdian ini berada di bawah bimbingan Bapak Andrew Setiawan Rusdianto, S. TP., M. Si. serta diketuai oleh Aqlima Sekar Maulina dengan 9 orang anggota, yaitu Damai Puspita Budiarso, Ratih Dewi Anggraini, Noviatul Mud'Rovin Nahar, Lestari, Iqlima Sekar Maulani, Dewi Halimatus Sa'diah, Rima Wardani, Wendra Putra Pratama, dan Nugroho Adi Surya.
Desa Arjasa merupakan salah satu desa di Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dan pengusaha mikro kecil menengah. Berdasarkan data statistik Desa Arjasa tahun 2024, luas lahan persawahan adalah 278,06 Ha. Para petani tergabung ke dalam beberapa kelompok tani, salah satunya yaitu Kelompok Tani Sumber Tani. "Permasalahan yang sedang dihadapi yaitu semakin berkurangnya ketersediaan pupuk urea bersubsidi" kata Pak Priyanto, ketua kelompok tani. Selain itu, adanya UMKM yang memproduksi keripik singkong dan tapai sejumlah 12 UMKM menghasilkan limbah hasil pertanian berupa kulit singkong yang melimpah. Berdasarkan data statistik Kabupaten Jember tahun 2021, total produksi ubi kayu atau singkong di Desa Arjasa sebesar 1.238,40 ton per tahun. Jumlah produksi dalam satu minggu masing-masing UMKM berkisar antara 250 kg hingga 300 kg sehingga limbah kulit singkong yang dihasilkan mencapai 12,5 kg hingga 15 kg.
Melihat dari permasalahan yang di alami oleh mitra, tim Promahadesa Arjasa memberikan alternatif solusi dengan mengembangkan pupuk organik melalui program Pemberdayaan Kelompok Tani Desa Arjasa melalui Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong dengan Kombinasi Jamur Trichoderma sebagai Pengganti Pupuk Urea. Penambahan jamur Trichoderma dapat membantu pengikatan unsur nitrogen sehingga dapat memperkaya serapan nitrogen oleh tanaman serta untuk melindungi bibit tanaman dari serangan penyakit. Bahan-bahan pada produksi pupuk organik kulit singkong antara lain kulit singkong, jamur Trichoderma, beras jagung, EM4, air gula merah, air kelapa, dan serbuk kayu. "Pupuk organik yang telah dirancang oleh tim diharapkan dapat bermanfaat pada tanaman dan kedepannya dapat diproduksi sendiri oleh kelompok tani karena prosesnya yang cukup mudah", ujar Aqlima, ketua tim Promahadesa Arjasa.
Tim Promahadesa Arjasa melakukan trial pembuatan pupuk terlebih dahulu yang dilakukan di Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember. Tahapan ini telah dilakukan pada pertengahan bulan Mei hingga awal Juli dikarenakan adanya proses fermentasi dari pupuk. Setelah itu dilakukan trial uji coba pupuk pada tanaman pertanian dan dilanjutkan dengan perencanaan detail serta pengumpulan bahan-bahan yang diperlukan untuk mengadakan FGD (Focus Grup Discussion) bersama kelompok tani Sumber Tani. Sosialisasi kepada kelompok tani Sumber Tani dilakukan melalui pertemuan untuk menjelaskan manfaat dan praktik pembuatan pupuk organik. Selanjutnya, aplikasi pupuk organik dilakukan langsung pada tanaman di lahan pertanian milik kelompok tani, dengan monitoring yang berkelanjutan untuk melihat efektivitas dan dampak pupuk terhadap pertumbuhan tanaman. Evaluasi berkala juga dilakukan untuk dapat memastikan keberhasilan program.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H