Mohon tunggu...
Yudhi Setiawan
Yudhi Setiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Technical Fashion | Writer | Entrepreneur

Jika menulis adalah bahasa dalam berkomunikasi, maka biarkanlah itu yang menjembatani kita untuk bisa memahami sudut pandang satu sama lain dalam melihat Dunia. | prologaksara.wordpress.com |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nara: Pijak Kehidupan (Akhir)

7 September 2021   20:59 Diperbarui: 7 September 2021   21:01 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rotasi bumi dan putaran waktu, kehidupan yang begitu megah dan memberikan banyak arti untuk perjalanan hidup Nara menuju kedewasaannya. Mungkin kehidupan Nara bukanlah sesuatu yang bisa dibandingkan dengan bagaimana orang lain memiliki kehidupannya sendiri.

Bukan seberapa keras, sulit dan bahagia kehidupan yang dimiliki setiap orang. Tapi seberapa bisa mereka berpikir dan berjiwa besar terhadap kehidupan yang dihadapinya.

Mungkin Nara bukanlah satu -- satunya manusia dengan kehidupan yang menantang atau menguras banyak emosi dalam menjalaninya. Tapi Nara adalah orang yang begitu percaya dengan kehidupannya, bahwa semua akan baik -- baik saja.

Kehidupan memang kadang tidak sesuai rencana, saat kita terbentur dan kehilangan arah lalu merasa marah dan kalah membuat diri kita tidak berdaya, maka tidak akan ada jalan pintas dalam menghadapinya, jika gagal yang harus dihadapi maka itu lah hal yang harus dijalani.

Jika keberhasilan adalah buah dari kerja keras, maka kegagalan adalah kemungkinan yang bisa saja terjadi saat keinginan sebenarnya tidak tercapai. Bagi Nara, takdir kehidupannya mungkin sudah tertulis dengan rapi entah apapun itu. Nara hanya menyakini bahwa apa yang dimulai dengan baik harusnya bisa berdampak sama pada kehidupannya.  

Saat semua tak jelas arahnya, Nara hanya punya keyakinan dalam melewati suram dan terjalnya kehidupan. Penguat Nara hanya bayangan kehidupan masa lalu yang tidak ingin kembali dia singgahi, sementara yang menggenggam Nara untuk tetap berjalan pada kehidupan yang lebih baik adalah mimpi besarnya.

Harapan, mari kita mulai kembali segalanya. Dengan cara yang lebih baik dan keyakinan yang lebih kuat, mari kita tinggalkan penyesalan dan luka dari kehidupan yang lama. 'Begitu Nara saat berbicara dengan dirinya sendiri'.

***

Jika hal paling buruk pun sudah dialami, lalu kejadian apa lagi yang harus ditakuti untuk melangkahkan hidup. Kehidupan Nara hanya ada pada ujung keputusan, diam dan bersesal diri atau berjalan menapak langkah merajut mimpinya.

Jika pun harus jatuh, maka Nara hanya tinggal mene.patkan dirinya pada ujung keputusan kembali, jatuh dan diam tersungkur atau jatuh lalu kembali bangun dan berjalan.

Berbahagialan Nara, karena kebaikan akan selalu ada pada jiwa yang kuat, dan semoga hidup akan selalu berpihak pada kuatnya cita - cita dan tujuan hidup yang sudah dirajut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun