Mohon tunggu...
Robertus T. Antony
Robertus T. Antony Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aku Warga Negara Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

#Akhirnya Menulis Anarki

4 Juli 2014   23:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:27 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini tulisan pertama saya, mohon maaf kalau tata bahasa dan penyajiannya tidak nyaman. Untuk artikel pertama ini saya menyampaikan pendapat saya tentang ANARKI yang sedang ramai dibicarakan karena adanya penyegelan kantor TV ONE di Yogyakarta oleh  Massa PDIP yang dianggap anarki/anarkis.

Anarki sebenarnya berasal dari bahasa Yunani Anarchos,  gabungan A dan Archos,

A berati tidak/tanpa/nihil

Archos berarti kekuasaan

Jadi Anarki sebenarnya berarti tidak ingin ada kekuasaan, menentang kekuasaan, melawan kekuasaan. Jadi penyegelan kantor TV One Yogyakarta oleh massa PDIP bukanlah tindakan anarkis menurut arti kata sebenarnya karena bukan mau menentang pemerintahan / kekuasaan. Tetapi  di Indonesia anarki diartikan sebagai tindakan ancaman, intimidasi dan kekerasan. Baiklah kita sepakat arti anarki yang berlaku di Indonesia yang dipake.

Kebanyakan dari kita  menganggap ancaman, intimidasi dan kekerasan selalu berhubungan dengan fisik. Itu tidak benar, justru ancaman, intimidasi dan kekerasan bisa dilakukan tanpa menggunakan fisik. Memata-matai orang, mengepung suatu daerah, memanipulasi data survei dan yang utama fitnah /black Campaign adalah pembunuhan karakter seseorang. Itu lebih kejam daripada membunuh langsung meninggal. Orang dan sekelompok orang yang terkena fitnah bisa depresi, stres, melukai diri sendiri dan akhirnya mati artinya membunuh pelan-pelan.

Kemudian kebanyakan orang  hanya melihat dampak anarki itu atau akibatnya saja. Padahal ada yang lebih penting dari itu adalah sebab-sebabnya, masalahnya apa? Sebab-sebab itu harusnya dilakukan tindakan pencegahan sedini mungkin. Pemerintah sangat penting hadir di situasi seperti ini. Jelas terlihat pemerintah tahu ada lautan  fitnah / kampanye hitam saat ini.

SBY :

"Mari kita selamatkan negara kita untuk tidak menjadi lautan fitnah. Fitnah itu musuh semua agama. Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Sebaiknya tidak kita lakukan. Barangkali ada yang percaya seolah-olah itu benar. Kalau itu kita lakukan, berarti kita berdosa, Kita bersalah karena saudara-saudara kita mendapatkan informasi yang tidak pernah ada kebenarannya."

http://www.tempo.co/read/news/2014/06/03/078582154/Soal-Kampanye-Hitam-SBY-Kalau-Dilakukan-Kita-Dosa

Apa susahnya SBY memerintahkan Kapolri dan Kejaksaan  untuk mengusut tuntas fitnah / kampanye dengan cepat dengan memberikan batas waktu. Jikat tidak selesai dalam batas waktu, copot Kapolri dan Kejagung. Beliau punya kekuasaan untuk itu. Hanya ada satu dugaan, Pemerintah / SBY membiarkan itu semua. Pembiaran pemerintah terhadap fitnah / black campaign sebenarnya termasuk anarki.  Anarki yang dampaknya /efeknya lebih besar dari sekumpulan orang menyegel kantor TV ONE. Karena disitu ada bermain kekuasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun