Oleh: Yusuf L. Henuk*)
Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan dalam waktu dekat akan mengeluarkan peraturan tentang pengaturan tarif batas bawah untuk maskapai berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC). Peraturan yang rencana segera terbit tersebut mengatur tarif batas bawah sebesar 40% dari patokan tarif batas atas. Artinya ke depan tidak ada lagi tiket pesawat yang ditawarkan atau dijual dengan sangat murah. Hal ini disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi M. Djuraid di Kemenhub, Jakarta, Selasa (6/1/2015). "Nggak ada lagi ke depan tawaran tiket murah seperti Rp 50.000. Batas bawah ditetapkan 40%. Suratnya sendiri masih tunggu pengesahan Menkumham," ujarnya. (http://finance.detik.com/read/2015/01/06/181448/2795656/4/menhub-jonan-batasi-harga-tiket-pesawat-murah-demi-alasan-keamanan).
Sedangkan, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan memiliki alasan mengeluarkan kebijakan pengaturan tarif batas bawah. Tarif batas bawah diatur 40% dari tarif batas atas, sehingga maskapai tidak bisa menjual tiket murah. Alasannya, Jonan tidak ingin maskapai mengabaikan aspek keselamatan karena harga tiket yang dijual terlalu murah. "Tujuannya adalah kewajaran harga tiket tersebut bisa mempertahankan unsur keselamatan dengan baik," kata Jonan di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (6/1/2015) (http://finance.detik.com/read/2015/01/06/203342/2795782/4/ini-alasan-menhub-jonan-batasi-harga-tiket-pesawat-murah). Diberitatakan juga "“Menhub Bukan Menghapus Tiket Murah, tapi Menertibkan” (http://www.jpnn.com/read/2015/01/08/280143/Menhub-Bukan-Menghapus-Tiket-Murah,-tapi-Menertibkan).
Sudah patut diduga, "Curhat" Jonan Membuat KPK Curiga Ada Masalah dengan Bisnis AirAsia” (http://nasional.kompas.com/read/2015/01/08/20482251/.Curhat.Jonan.Membuat.KPK.Curiga.Ada.Masalah.dengan.Bisnis.AirAsia/?utm_source=kompasiana&utm_medium=widget&utm_campaign=w_terpopuler).
Sebaliknya, "Beda dengan Menhub, Menko: Hapus Tiket Pesawat Murah bukan Penyelesaian" (http://m.fastnewsindonesia.com/article/beda-dengan-menhub-menko-hapus-tiket-pesawat-murah-bukan-penyelesaian).
Bahkan, Pengamat penerbangan Gerry Soerjatman mempertanyakan solusi dari Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang ingin menghapus tiket pesawat terbang murah sebagai solusi penekanan terhadap kecelakaan pesawat. Menurutnya apa yang telah diucapkan Menhub adalah sesuatu yang di luar akal sehat. "Ini (penghapusan tiket murah) merupakan ide yang tidak masuk akal. Bagaimana bisa seorang menteri mengeluarkan pernyataan seperti itu untuk solusi kecelakaan pesawat," kata Gerry kepada Harian Terbit, Selasa (6/1/2014) (http://harianterbit.com/hanterekonomi/read/2015/01/06/15533/21/21/Masuk-Akal-Nggak-Menhub-Hapus-Tiket-Murah-Bisa-Tekan-Kecelakaan-Pesawat).
Akibatnya, tepat sekali "DPR Kritisi Menhub Hapus Pesawat Tiket Murah" (http://www.satuharapan.com/read-detail/read/dpr-kritisi-menhub-hapus-pesawat-tiket-murah), karena “Keputusan Sesat Menteri Jonan” (http://politik.kompasiana.com/2015/01/09/keputusan-sesat-menteri-jonan-695770.html).
Terpenting dari itu, “Hapus tiket pesawat murah, relawan Jokowi doakan Menhub Jonan dilempar telur busuk” (http://beritane.com/2015/01/08/hapus-tiket-pesawat-murah-relawan-jokowi-doakan-menhub-jonan-dilempar-telur-busuk/).
Berhubung penulis juga telah men-tweet ke Menhub RI bahwa: @ProfYLH: "@DuniaMaritim: RT @ProfYLH:"@IgnasiusJonan HEBAT URUS KA DI INDONESIA BARAT,TAPI TAK PAHAM KA TAK ADA DI INDONESIA TIMUR JADI BUTUH 'LCC'". Akibatnya, penulis perlu jelaskan: Why is AirAsia so much cheaper? Any issues? (http://www.tripadvisor.co.uk/ShowTopic-g293915-i3686-k5605846- Why_is_AirAsia_so_much_cheaper_Any_issues-Thailand.html) yang jawaban yang paling tepat dapat diklik disini: (1) http://www.airasia.com/my/en/about-us/ir-what-is-lcc.page; (2) Why Are Cheap Airlines So Cheap? (http://flowingdata.com/2009/07/16/why-are-cheap-airlines-so-cheap/) dan (3) “How can no-frills airlines be so cheap? Southwest Airlines, the world’s first successful no-frills carrier, pioneered ways of reducing operating costs that are now used all over the world. To reduce costs Southwest filled its planes with more seats, made sure each flight was packed and flew its aircraft more often than full-service airlines. No-frills airlines also cut costs by using only one type of aeroplane. Both Southwest and Ryanair fly only Boeing 737s, whereas British-based easyJet flies mainly Airbus planes. Business class was abolished. Fees for non-essential services like carrying luggage in the hold were introduced. Innovative sales strategies also helped. When easyJet was founded in 1995 it accepted only direct bookings. This cut out the fat fees charged by travel agents. Ingenious use of yield-management systems—which raise ticket prices when demand is high and reduce them during quiet periods—also increased efficiency” (http://www.economist.com/blogs/economist-explains/2013/10/economist-explains-13).
Singkatnya, sebagai Relawan Jokow-Jk dari NTT, penulis telah mengirim Dua Tweet Terbuka Ke Menhub RI & Presiden + Wakil Presiden RI Mohon Tiket Pesawat Murah Ke Indonesia Timur: (1) @ProfYLH: "@okezonenews: Menhub Jonan Kekeuh Sebut... http://okz.me/RbOL” @ProfYLH:"Pak @IgnasiusJonan, Indonesia Timur Butuh Tiket Pesawat Murah" dan (2) @ProfYLH: "Yth.Pak @jokowi_do2+@Pak_JK, Kami Sangat Dukung Tol Laut, Tapi Sayang Pak @IgnasiusJonan Tak Dukung Tiket Pesawat Murah Ke Indonesia Timur".
*) Relawan Jokowi-JK Asal NTT; Guru Besar Fakultas Peternakan, Universitas Nusa Cendana, Kupang – NTT, INDONESIA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H