Mohon tunggu...
prodi akuntansi
prodi akuntansi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Prodi Akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Dosen Prodi Akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Selanjutnya

Tutup

Financial

Laju Inflasi September 2019

22 November 2019   10:05 Diperbarui: 22 November 2019   10:11 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Gde Bagus Brahma Putra, SE., M.Si

Dilansir oleh Badan Pusat Statistik, pada September 2019 terjadi deflasi sebesar 0,27 persen. Dari 82 kota, 70 kota mengalami deflasi dan 12 kota mengalamiinflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,94 persen dengan IHK 144,61dan terendah terjadi di Surabaya sebesar 0,02 persen dengan IHK 137,13. Deflasi September 2019 sebesar 0,27 persen, lebih rendah dibanding kondisi September 2018 yang mengalami deflasi sebesar 0,18 persen. Tingkat inflasi tahun kalender 2019 sebesar 2,20 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2019 terhadap September 2018) sebesar 3,39 persen.

Menurut jenis pengeluaran rumah tangga, deflasiumum (headlinedeflation) terjadi karena adanya penurunanharga yang ditunjukkan oleh penurunan indekskelompok bahan makanan sebesar 1,97 persen; sedangkan indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,09 persen; kelompok sandang 0,72 persen; kelompok kesehatan 0,32 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,47 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.

Dari deflasi 0,27 persen, andil deflasi cabai merah sebesar 0,19 persen; andil deflasi bawang merah 0,07 persen; andil deflasi daging ayam ras 0,05 persen; andil deflasi tomat sayur dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,03 persen; andil deflasi telur ayam ras 0,02 persen; andil deflasi ikan segar, ketimun, pir, tomat buah, bawang putih dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,01 persen. Deflasi September 2019 sebesar 0,27 persen, angka tersebut lebih rendah dibanding kondisi September 2018 yang mengalami deflasi 0,18 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender 2019 sebesar 2,20 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun(September 2019 terhadap September 2018) sebesar3,39 persen.

Menurut karakteristik perubahan harga, deflasi September 2019 sebesar 0,27 persen dipengaruhi oleh penurunan indeks pada komponen bergejolak (volatile)2,26 persen; kenaikan indeks pada komponen inti (core)0,29 persen;dankenaikan indeks pada komponen yang harganya diatur pemerintah (administered prices)0,01 persen.

Deflasi September 2019 sebesar 0,27 persen berasal dari sumbangan deflasi komponen bergejolak 0,44 persen; sumbangan inflasi komponen inti 0,17 persen; dan komponen barang/jasa yang harganya diatur pemerintah tidak memberikan sumbangan. Inflasi komponen inti September 2019 sebesar 0,29 persen, inflasi tahun kalender 2019 sebesar 2,62 persen dantingkat inflasi tahun ke tahun(September 2019 terhadap September 2018)sebesar 3,32 persen. Pada Agustus2019, Pakistan menjadi negara yang mengalami inflasi tertinggi dibandingkan beberapa negara lain, yaitu 1,40 persen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun