A. Pengertian belajar menurut teori kognitif
Teori belajar kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Baharudin menerangkan teori ini lebih menaruh perhatian dari pada peristiwa-peristiwa Internal. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon sebagaimana dalam teori behaviorisme, lebih dari itu belajar dengan teori kognitivisme melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks (Nugroho, 2015: 290).
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas (Given, 2014: 188).
B. Ciri-ciri belajar kognitif
Dari  teori kognitif Piaget, kita dapat menarik implikasi mendasar yang dapat mencirikan pembelajaran kognitif. Beberapa fitur tersebut adalah sebagai berikut.
1. Fokus pada pemikiran atau proses mental anak, bukan hanya hasilnya.
Selain kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses bagaimana anak sampai pada jawaban tersebut. Pengamatan pembelajaran yang tepat dikembangkan dengan memperhatikan tahapan kognitif siswa, dan ketika guru memperhatikan metode yang digunakan siswa untuk mencapai kesimpulan tertentu, dapat dikatakan bahwa guru mampu menyampaikan pengalaman yang diinginkan.
2. Mengutamakan peran siswa sesuai prakarsa sendiri dan partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Di dalam kelas, Piaget menekankan untuk tidak menambahkan pengetahuan yang sudah jadi, melainkan mendorong anak-anak untuk menemukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungannya (penemuan). Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan berbagai kegiatan secara langsung dengan dunia fisik. 3. Pahami bahwa ada perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan.
Teori Piaget mengasumsikan bahwa semua siswa melalui fase perkembangan yang sama, tetapi pertumbuhan terjadi pada tingkat yang berbeda. Hal ini memungkinkan guru untuk mengatur kegiatan kelas dalam kelompok kecil daripada di seluruh kelas (Trianto, 2019, hlm. 18).
C. Jenis pengetahuan kognitif
Menurut pendekatan kognitif, salah satu unsur penting dalam belajar adalah pengetahuan yang dimiliki individu tergantung dari belajarnya. Tentunya situasi belajar ini juga ditentukan oleh jenis informasi yang dipelajari. Menurut (Suyono & Hariyanto, 2016, p.75), perspektif pengetahuan kognitif bertipe tripartit, sebagai berikut.
1. informasi deklarasi,
adalah pengetahuan yang dapat diverbalkan atau disebut juga pengetahuan konseptual. Informasi deklaratif itu luas, bisa berupa fakta, konsep, generalisasi, pengalaman pribadi atau hukum dan aturan.
2. pengetahuan tentang prosedur,
adalah pengetahuan tentang langkah-langkah atau proses yang harus dilakukan, atau mengetahui cara melakukan sesuatu. Pengetahuan ini dibentuk melalui praktik konseptual.Â
3. pengetahuan bersyarat,
Ada informasi tentang kapan dan mengapa menggunakan informasi pernyataan dan memproses informasi. Pengetahuan ini dianggap sangat penting karena menentukan kapan menggunakan konsep dan prosedur yang tepat untuk memecahkan masalah.