Mohon tunggu...
Priyo Widodo
Priyo Widodo Mohon Tunggu... -

le... ileng agomo lan ojo sombong, rejeki lan jodoh iku emput enten seng ngatur, ntur cah lanang iku golek ngilmu seng kadtah,, insaalloh enten bocah wadon seng ndua'aken kue.. dadi golek ngilmu mulyo-mulyone urip... sunggeng rawoh max.. doa restune pon..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Proyek Dr Hassan Hanafi : Perlunya Oksidentalisme

26 Mei 2012   20:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:44 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah Oksiandentalis sekirangnya sering dilawankan dengan Orientalisme, atau studi ketimuran. Oksidentalis (ilm istighrabi) sendiri merupakan kajian tentang Barat dari kaca mata timur. Oksindentalis secara epistimologi adalah sebuah keharusan, ada beberapa hal yang mendukung hal itu, yang di antaranya :


  • Orientalisme yang selama ini ada, sangatlah syarat dengan muatan ideologis, bahkan disinyalir sebagai kepanjangan imperalisme.
  • Oksindentalisme mencoba untuk menepis atau mengurangi hubungan superiortas barat dan inferioritas Timur dengan menjadikan barat sebagai objek kajian,
  • Mengurangi eurosentrism, yang menganggap eropa dan barat sebagai kebudayaan universal
  • Sebagai pembebasan dari kesadaran the other menuju kesadaran ego.

Selain itu, kita juga harus jujur, bahwa Barat saat ini ada pada posisi masa kemajuannya dalam bidang pengetahuan dan peradaban material. Jika kita pernah belajar dari Yunani, dan barat pun pernah belajar dari kita, maka niscaya kita belajar dari mereka. Untuk tidak mengulangi orang-orang Orintalisme, maka Oksindentalisme dengan kajian tentang barat dengan ego yang netral, yang tanpa ada muatan ingin merebut kekuasaan.

Proyek Hassan Hanafi dimaksudkan untuk merekonstruksi, menyatukan, dan mengintepretasikan seluruh ilmu peradaban Islam bedasarkan kebutuhan modern untuk dijadikan sebagai ideologi manusia, untuk menuju kesempurnaan hidup. Pandangan obyektif dan kritis dalam pemikiran Hassan Hanafi adalah bagaimana agenda “oksidentalisme” menjadi kekuatan wacana penyeimbang dalam melihat Barat dan upaya westernasasi.

Seperti dijelaskan Hassan Hanafi, Oksidentalisme adalah wajah lain dan tandingan bahkan berlawanan dengan Orientalisme. Orientalisme melihat ego (Timur) melalui the other, maka Oksidentalisme bertujuan mengurai simpul sejarah yang mendua antara ego dengan the other, dan dialektika antara kompleksitas inferioritas (murakab al-naqish) pada ego dengan kompleksitas superioritas (murakab al-‘uzma) pada pihak the other.  Oksidentalisme kali ini dibangun di atas ego yang netral dan tidak berambisi merebut kekuasaan, dan hanya menginginkan pembebasan. Ia juga tidak ingin mendiskreditkan kebudayaan lain, dan hanya ingin mengetahui keterbentukan dan struktur peradaban Barat. Seperti diklaim oleh Hassan Hanafi, ego Oksidentalisme lebih bersih, obyektif, dan netral dibandingkan ego Orientalisme.

Review, karya, A. Luthfi Assyaukanie, Perlunya Oksidentalisme : Wawancara dengan Doktor Hassan Hanafi, dalam Jurnal Ulumu Quran. Edisi Khusu. No. 5 & 6, Vol. V. Tahun 1994

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun