Mohon tunggu...
Priyo SM
Priyo SM Mohon Tunggu... swasta -

Wartawan, Penulis Buku, Broadcaster Televisi, Akupunturis, Penyayang hewan, Medis Veteriner

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Kembar Punya Hubungan Istimewa

6 Januari 2015   00:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:45 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada yang mengatakan, secara adat anak kembar harus dipisahkan. Sebenarnya, tidak ada alasan untuk orang tua memisahkan mereka. Kembar memiliki hubungan istimewa antar mereka. Inilah sisi lain menarik dari kembar.

ANAK kembar memiliki hubungan yang amat kuat sejak usia dini. Hubungan istimewa ini bermacam-macam bentuknya. Seperti mereka tidak mau dipisahkan, mereka akan saling mencari sesamanya, atau ketika satu sakit kembarannya ikut sakit.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Proses pembentukan dan pembesaran secara bersamaan di kandungan ibunya, menjadi cerita romantisme bagi mereka. Mereka sudah menghabiskan begitu banyak waktu selalu bersama-sama. Di dalam kandungan itu pula berbagai interaksi terjalin. Termasuk bersaing untuk tetap hidup, atau justru saling menguatkan sesamanya untuk bertahan hidup. Inilah yang membuat anak kembar memiliki kedekatan secara fisik dan spiritual. Ikatan batin kembar ternyata jauh lebih kuat.

Ini bukan masalah memiliki gen yang sama, kembar identik, atau fraternal. Sejatinya kembar adalah 2 kehidupan yang kebetulan dibesarkan bersama dalam kandungan dan lahir secara bersamaan. Kembar lahir karena ia memiliki pewarisan gen kembar yang diturunkan.

Seiring pertumbuhan kembar, baik anak kembar identik maupun fraternal (beda sel telur), mereka bisa saling bersaing atau saling tergantung satu sama lain. Kadang yang satu bertindak jadi pemimpin (leader) dan yang lain jadi pengikut (follower). Jarang sekali kembar sama-sama dalam segala hal. Setiap kembaran memiliki keistimewaan sendiri. Mereka adalah individu sendiri-sendiri.

Cenderung Eksklusif

Orang tua bisa memberikan pemahaman kepada kembar, bahwa dunia anak-anak bukan milik mereka berdua saja. Mereka masih punya banyak teman di luar saudara kembarnya. Mereka hidup dalam dunia yang  beragam, termasuk hubungan sosialnya. Ini akan memupuk rasa setiakawan yang besar terhadap komunitas di luar saudaranya.

Namun, begitu agak besar, kadang si kembar lebih senang bermain dengan saudara kembarnya –- terutama jika mereka kembar identik-- daripada dengan anak lainnya. Untuk mengurangi kecenderungan eksklusivitas si kembar, mintalah mereka bermain dengan anak-anak lainnya. Usahakan masing-masing kembar punya teman dan sahabat sendiri. Tidak melulu bermain secara individu dengan kembarannya saja. Bisa saja, Anda bermain dengan salah satu dari mereka, sementara yang satu lagi bermain dengan saudaranya, babysitter atau temannya.

Dampak negatif kembar sering bersama-sama, membuat anak kembar hanya mampu berkomunikasi dengan baik hanya dengan saudara kembarnya. Selalu bersamaan membuat mereka kurang motivasi dalam mempelajari ‘Dunia Luar’. Hal itu juga akan membuat kembar cenderung tidak tanggap, acuh tak acuh dengan anggota keluarga lain atau teman-temannya. Mereka kurang memiliki motivasi untuk mau mempelajari dunia di luar mereka. Apalagi ketika dengan saudara kembarnya semua sudah terpenuhi.

Mereka bisa berkembang menjadi introvert (tertutup). Mereka akan lebih suka bergaul dengan kembarannya sendiri daripada dengan orang lain. Bahkan dalam beberapa hal mereka akan berkolaborasi sesamanya untuk melawan ‘dunia di luar kehidupannya’. Dalam beberapa kasus, kembar menganggap orang lain sebagai musuh yang harus diperangi bersama.

Orang tua punya peran aktif  dalam menggairahkan semangat hidup mereka sehingga menjadi anak yang cenderung terbuka, aktif dan ramah dengan lingkungan sekitarnya. Perkenalkan mereka secara individu kepada orang lain dan situasi belajar lainnya. Munculkan kelebihan masing-masing sehingga mereka akan merasa bahwa mereka tidaklah sama dan seragam. Tanpa disadari orang lain, keliru saat memanggil nama mereka (karena serupa) kadang membuat mereka tidak senang.

Bahasa Kembar

Meski kembar cenderung diam, namun mereka mampu menangkap bahasa tubuh dan ekspresi wajah kembarannya. Mereka pandai belaj ‘membaca’ bahasa tubuh dan ekspresi wajah kembarannya. Pada kembar identik, bahkan memiliki bahasa verbal tersendiri yang tak dipahami orang lain.

Mereka akan tahu apa yang diinginkan kembarannya. Mereka bisa menolak dengan halus sebuah ajakan ketika mereka tidak menyukainya. Mereka juga bisa sepakat mengiyakan sebuah tawaran tanpa harus mendiskusikannya terlebih dahulu.

Sebaliknya, saat sedih pun mereka bisa saling menghibur satu sama lain. Ketika salah satu kembaran melakukan kesalahan, kembar yang lain ikut merasa sedih. Pengalaman saya, kualitas kekuatan pengasuhan selama mereka tumbuh bersama sedikit banyak berpengaruh pada terpupuknya rasa ikatan batin menjadi kuat.

Orang tua yang tanggap, kadangkala memahami apa yang dimaui anak kembarnya dengan menanyakan ke saudara kembarannya. Terutama pada usia-usia kembar mulai menanjak dewasa yang suka terbawa moody. Apa sih keinginannya? Biasanya, kembarannya akan bisa memberitahukannya.

Kembar Tak Selalu Senang Dipisahkan.

Jika si kembar sudah punya kebiasaan kuat untuk bermain bersama dan punya kecenderungan bersahabat dengan kembarannya, mereka cenderung tidak mau dipisahkan. Orang tua dahulu suka memisahkan mereka, dengan alasan adat. Namun secara medis dan psikologis, tidak ada alasannya sama sekali. Jangan pernah berpikiran seperti itu.

Hati-hati kalau memisahkan mereka untuk suatu alasan tertentu terutama jika si kembar sudah punya kebiasaan kuat untuk bermain bersama.

Seperti misalnya memisahkan di kamar tidur berbeda, memisahkan tempat tinggal, mengajak yang satu dengan meninggalkan yang lain. Ini akan merusak ikatan emosi mereka. Ke depannya akan mengganggu psikologis mereka.

Hubungan emosional yang terputuskan kadang membuat mereka merasa tidak diperhatikan lingkungan sekitar. Mereka merasa didiskriminasikan. Akibatnya negatifnya mereka akan menjauhi lingkungannya.

Ada step-step umur untuk mengajari mereka untuk tidak saling tergantung sesamanya. Sebab, saling tergantung sesamanya sampai besar pun juga tidak akan mendewasakan mereka. Ketika mereka besar nanti, secara riil pasti akan berpisah ketika berumah tangga. Sebaliknya memisahkan mereka sejak dini juga akan ada kalanya merepotkan.

Fenomena ini membuat mereka mengalami syok, gegar budaya, apalagi bagi kembar yang saat kecil selalu diperhatikan di mana-mana karena kembarnya. Meski pun hal itu ternyata juga tidak disukai kembar. Oleh karenanya, seandainya memang perlu memisahkan mereka (saya anjurkan tidak perlu dipisah), lakukan secara bertahap sedini mungkin.

Pemisahan kembar hanyalah rumor adat saja. Pemisahan, menjurut hemat saya, lebih pada konsumsi cerita dalam sinetron dan novel saja. Tidak ada alasan yang kuat. Bagaimana pun anak-anak akan lebih sehat tumbuh dan  berkembang bersama orang tuanya. @Priyo SM

*) Catatan Harian Oragtua Beranak Kembar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun