Mohon tunggu...
Priyo SM
Priyo SM Mohon Tunggu... swasta -

Wartawan, Penulis Buku, Broadcaster Televisi, Akupunturis, Penyayang hewan, Medis Veteriner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Berteman dengan Hewan Timangan

29 Maret 2015   15:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:50 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

INILAH tren era sekarang. Rumah dilengkapi dengan hewan-hewan piaraan. Kalau dalam filosofi Jawa, rumah perlu dilengkapi dengan kukilo (burung) dan turonggo (kuda), maka dalam era sekarang rumah dilengkapi dengan hewan kesayangan (pet animal). Hewan yang disebut juga sebagai hewan timangan ini, saat sekarang makin digemari.

Mereka yang suka anjing akan memelihara anjing dengan fungsinya masing-masing. Misalnya memelihara anjing penjaga seperti Dobermann, Rottweiler, atau anjing penuntun (guide-dog) seperti Labrador Retriever. Atau hanya sekadar kesenangan seperti Damaltian (bulu totol-totol),si kecil Poodle atau Pekingese, atau anjing imut-imut seperti Chihuahua.

Yang suka kucing memilih memelihara kucing jenis mahal seperti kucing Persia, kucing Anggora, atau kucing Himalaya. Sementara yang suka burung pun mulai mencari burung-burung luar negeri seperti burung Colibri, atau Kakak Tua jambul Hitam yang langka dan dilindungi, selain burung perkutut, burung beo, atau burung piaraan yang konvensional. Sementara yang sedang tren sekarang ini memelihara hewan eksotik seperti ighuana, krta-kura Brazil atau ular phyton albino.

Namun memelihara hewan peliharaan (pet animal) bukan berarti terbebas dari  persoalan. Selain rumah siap riuh dengan celotehan mereka, tetap harus diingat kemungkinan risiko adanya infeksi penyakit (zoonosis) karena terlalu akrab dengan hewan.Sudah sejak lama hewan piaraan ditengarai menjadi agen penularan penyakit bagi tuannya. Komunikasi yang sering (intens) dalam frekuensi tinggi, membuat risiko hubungan penularan pun semakin dekat.

Penyakit yang sering menyerang manusia (zoonosis) akibat penularan dari hewan piara adalah Leptospirosis, Toxoplasmosis, serta Psitttachosis. Leptospirosis bisa ditularkan oleh anjing-anjing peliharaan kita. Toxoplasmosis ditularkan oleh kucing yangsekilasterbilang cantik dan lucu. Sementara Psittachosis ditularkan melalui keluarga burung-burung berparuh bengkok.

Kebanyakan penyakit itu muncul karena sanitasi di rumah yang buruk. Anjing dan kucing BAB dan BAK di sembarang tempat, atau makanan dan minuman yang dibiarkan tersisa tidak dibersihkan, sampai air kolam atau selokan yang dibiarkan menggenang. Belum lagi sifat-sifat alergi yang muncul akibat menghirup bulu-bulu halus kucing, terhirup saat duduk di sofa yang sebelumnya dipakai mereka berguling-guling.

Cegah Penularan

Cara paling aman untuk mengatasi penularan adalah dengan melakukan pencegahan secara preventif. Cara ini paling murah dan humanis sebelum penyakit timbul.Bisa dilakukan terhadap hewannya sendiri, terhadap manusia tuannya, atau pun melalui penataan sanitasi lingkungan yang baik.

Ingat, bahwa penularan penyakit zoonosis tidak hanya ditentukan apakah Anda memelihara kucing atau tidak. Tetapi juga bisa didapatkan melalui hewan yang sering bekeliaran di sekitar kita. Sanitasi yang kotor & jorok mempunyai peluang yang lebih besar untuk tertular.Agar tidak menimbulkan masalah, sebaiknya jauhkan hewan piaraan dari wanita hamil. Hal ini akan meminimalkan peluang tertular penyakit zoonosis. Yakini bahwa lingkungan rumah terbebas dari pergerakan hewan piaraan. Selain itu, selalu mengontrol kesehatan hewan piaran ke dokter hewan setiap bulan merupakan langkah preventif yang bijak. Dokter akan tahu pada saat kapan dilakukan vaksinasi (pencegahan) atau pengobatan terhadap hewan piaraan yang berpotensi zoonosis.

Pola hidup yang higienis akan lebih menjamin kesehatan seluruh isi rumah. Tidak hanya manusia penghuninya, tapi juga hewan piaraan kesayangan kita. Tentu saja, yang paling pentingsetelah lingkungan sehat, pastikan bahwa hewan timangan Anda sehat.@

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun