Fenomena Tanah Bergerak di Indonesia adalah ancaman yang kian nyata. Fenomena tanah bergerak di Indonesia sering terjadi, terutama di daerah dengan kondisi geologi yang labil, curah hujan tinggi, dan aktivitas manusia yang memicu ketidakstabilan tanah. Tanah bergerak bisa berbentuk longsoran lambat, amblesan, atau pergerakan massa tanah dalam skala besar yang menyebabkan kerusakan infrastruktur dan pemukiman. Kasus Tanah Bergerak di Indonesia 3 bulan terakhir:
- Tanah Bergerak di Purwodadi, Pasuruan (Januari 2025)
Pada akhir Januari 2025, fenomena tanah bergerak terjadi di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Peristiwa ini menyebabkan puluhan rumah mengalami kerusakan, dengan lantai retak dan suara gemuruh yang mengejutkan warga. Fenomena ini mulai dirasakan sejak 28 Januari dan masih berlanjut hingga 30 Januari 2025.
- Tanah Bergerak di Petung kriyono, Pekalongan (Januari 2025)
Pada Akhir Januari 2025, bencana tanah bergerak melanda Desa Kasimpar di Kecamatan Petung Kriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Peristiwa ini mengancam puluhan rumah, memaksa belasan orang mengungsi untuk menghindari risiko lebih lanjut.
- Tanah Bergerak di Kandangserang, Pekalongan (Februari 2025)
Pada awal Februari 2025, bencana tanah bergerak melanda Desa Trajumas dan Desa Garungwiyono di Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Peristiwa ini mengancam puluhan rumah, memaksa belasan orang mengungsi untuk menghindari risiko lebih lanjut.
- Tanah Bergerak di Ratamba, Banjarnegara (Januari 2025)
Pada pertengahan Januari 2025, Desa Ratamba di Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengalami bencana tanah bergerak. Peristiwa ini menyebabkan belasan rumah rusak dan mengganggu akses menuju Dieng. Sebanyak 15 rumah terdampak, dengan 13 rumah mengalami kerusakan berat dan 2 rumah terancam, memaksa 17 kepala keluarga atau 55 jiwa mengungsi.
- Tanah Bergerak di Trenggalek (Desember 2024)
Pada Desember 2024, fenomena tanah bergerak terjadi di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Setidaknya tujuh rumah dilaporkan rusak, dengan kondisi retak-retak dan ambles sekitar dua meter dari posisi awal. Akibatnya, 23 penghuni terpaksa mengungsi untuk keselamatan.
- Tanah Bergerak di Manggarai Timur (Januari 2025)
Pada Januari 2025, delapan kepala keluarga di Manggarai Timur terdampak bencana tanah bergerak. Pemerintah daerah memberikan bantuan sebesar Rp74 juta untuk membantu mereka yang terkena dampak.
Faktor Penyebab Tanah Bergerak
- Geologi dan Topografi. Wilayah dengan tanah lempung atau tanah yang mudah jenuh air lebih rentan mengalami pergerakan. Disamping itu, daerah perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan lereng curam lebih rawan longsor.
- Curah Hujan Tinggi. Air hujan yang meresap ke dalam tanah meningkatkan beban dan mengurangi kohesi antar partikel tanah, memicu pergerakan.
- Aktivitas Seismik. Gempa bumi dapat mengendurkan struktur tanah dan menyebabkan longsor atau pergerakan tanah dalam skala besar.
- Penggundulan Hutan. Hilangnya vegetasi membuat tanah kehilangan pengikat alami dari akar pohon, sehingga lebih mudah tererosi dan bergerak.
- Aktivitas Manusia. Pembangunan yang tidak memperhitungkan kondisi geologi, seperti pemotongan lereng atau pembangunan rumah di zona rawan; dan eksploitasi air tanah yang berlebihan menyebabkan tanah ambles (subsidence).
Mitigasi dan Pencegahan
- Rehabilitasi Lahan dengan menanam kembali pohon dan tanaman berakar kuat. Perlu dipilih pohon buah sehingga kemungkinan akan ditebang lebih kecil karena produktif.
- Pembangunan Tanggul dan Drainase untuk mengurangi akumulasi air di lereng. Di kaki bukit perlu dibuat kantong-kantong penampung air, sehingga air bisa tertahan. Â
- Pemantauan Geologi dengan memasang alat pendeteksi pergerakan tanah dan dintegrasikan dengan sistem peringatan dini bencana.
- Edukasi Masyarakat agar memahami tanda-tanda awal tanah bergerak dan memiliki rencana evakuasi.
Fenomena ini masih menjadi tantangan besar di Indonesia dan membutuhkan upaya bersama dari pemerintah, ilmuwan, serta masyarakat untuk mengurangi dampaknya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI