Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Redaktur www.fixen.id

Seorang kakek dengan 1 cucu yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN (https://fixen.id) Anda komentar dan beri penilaian; Saya balas dengan komentar dan penilaian. Anda Follow saya Follow Back

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pola Asuh, Eksploitasi, dan Komersialisasi Anak secara Digital

27 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 27 Januari 2025   18:05 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pengasuhan anak - kreasi AI

Di zaman dulu, pola asuh anak melibatkan cerita dongeng sebelum tidur, masak bareng di dapur, atau jalan-jalan sore sambil ngobrol santai. Kini, pola asuh telah berevolusi menjadi "anak siap, kamera siap". Selamat datang di era sharenting, di mana setiap senyum, tangisan, bahkan langkah pertama anak tak hanya menjadi momen keluarga tetapi juga "konten."

Para orang tua zaman sekarang mungkin bisa mendapatkan gelar "sutradara amatir rumah tangga". Anak-anak mereka adalah bintang utama, dengan rumah sebagai lokasi syuting, dan media sosial sebagai panggung yang tak pernah sepi penonton. Judulnya? "Kehidupan Anak Saya: The Series." Dari video pertama bayi tersenyum hingga tutorial anak belajar menyanyi, semuanya tersaji untuk konsumsi publik.

Tapi tunggu dulu, apakah semua ini benar-benar tentang kebahagiaan anak, atau sebenarnya tentang engagement?

Pola Asuh Zaman Digital: Demi Anak atau Demi Likes?

Dulu, orang tua bangga karena anaknya berprestasi di sekolah. Sekarang, kebanggaan itu diukur dari jumlah likes dan komentar, "Duh, lucunyaaa!" atau "Anaknya mirip ayah banget!". Tentu, ini membanggakan. Tapi pernahkah terpikir bahwa si kecil mungkin tidak tahu bahwa dirinya sudah menjadi selebritis kecil di antara teman-teman ibu dan ayahnya?

Dan jangan lupa, "konten parenting" ini sering kali dikemas dengan sedikit bumbu drama. Kalau ada tangisan atau ekspresi marah, tambah efek suara lucu, lalu unggah. Ini katanya biar relatable. Padahal, kalau si kecil tahu, mungkin dia akan berkata, "Relatable dari mana? Aku cuma nggak suka makan brokoli, kok jadi trending?"

Eksploitasi yang Tak Terlihat

Eksploitasi anak zaman dulu bentuknya kerja keras di ladang, eksploitasi zaman sekarang lebih halus---tapi sama beratnya. Dengan dalih dokumentasi, banyak orang tua sebenarnya memanfaatkan anak untuk mendongkrak popularitas. Bahkan, tak sedikit yang rela menjadikan anak mereka aset komersial.

"Ayo, bikin konten lagi, Nak. Kali ini promosi mainan ya." Anak itu mungkin belum paham, tetapi kamera terus merekam. Dan uang? Masuk ke rekening orang tua. Anak kecil itu? Ia tetap anak kecil, hanya saja kini dengan jadwal syuting padat dan wajahnya terpampang di berbagai platform tanpa persetujuan.

Komersialisasi Anak: Dari Momen ke Bisnis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun