Mohon tunggu...
Priyono Mardisukismo
Priyono Mardisukismo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Redaktur www.fixen.id

Seorang kakek yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN (https://fixen.id) Bantu saya dengan komentar dan penilaian atas tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bisnis Syariah: idealisme dan Implementasi di Lapangan

22 Januari 2025   06:00 Diperbarui: 21 Januari 2025   13:21 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis syariah - kreasi AI 

Bisnis syariah di Indonesia memiliki potensi besar, mengingat mayoritas penduduknya adalah Muslim. Namun, seperti banyak hal lain, pelaksanaannya sering berada di antara idealisme dan praktik nyata. Berikut beberapa pandangan kami:

Sisi Positif

  1. Tumbuh Pesat: Banyak lembaga keuangan syariah, seperti bank, asuransi, dan investasi berbasis syariah, yang menunjukkan perkembangan signifikan. Hal ini mencerminkan kebutuhan pasar dan upaya memenuhi prinsip syariah.
  2. Meningkatkan Literasi Keuangan: Bisnis syariah membantu masyarakat memahami konsep seperti riba, gharar, dan maysir, yang sebelumnya mungkin kurang dikenal.
  3. Membangun Kepercayaan: Bagi sebagian umat Muslim, bisnis syariah menciptakan rasa aman karena dianggap sesuai dengan prinsip agama.

Sisi Tantangan

  1. Implementasi Tidak Konsisten: Dalam beberapa kasus, label "syariah" hanya menjadi alat pemasaran tanpa implementasi nilai-nilai syariah yang sesungguhnya. Misalnya, akad transaksi yang kurang transparan atau masih terselip praktik ribawi.
  2. Pengawasan Lemah: Meskipun ada Dewan Syariah Nasional (DSN) dan otoritas terkait, pengawasan terhadap praktik syariah tidak selalu optimal.
  3. Motif Ekonomi Dominan: Sebagian pelaku bisnis lebih berfokus pada keuntungan daripada penerapan nilai-nilai syariah, sehingga kredibilitas bisnis ini diragukan.

Apakah Hanya Lip Service?

Tergantung pelakunya. Ada yang benar-benar menjunjung tinggi prinsip syariah, baik dari segi akad, tujuan, maupun transparansi. Namun, tak sedikit pula yang memanfaatkan label syariah untuk menarik konsumen tanpa komitmen mendalam terhadap ajaran Islam.

Agar bisnis syariah lebih sesuai dengan ajaran:

  • Edukasi: Masyarakat perlu memahami prinsip-prinsip syariah untuk menilai kesesuaian suatu produk/jasa.
  • Pengawasan Ketat: Perlu regulasi yang lebih kuat dan transparansi dalam audit syariah.
  • Integritas Pelaku Usaha: Pelaku bisnis harus memiliki niat yang lurus, tidak sekadar mencari keuntungan tetapi juga berkontribusi pada keberkahan ekonomi.

Fondasi Bisnis Syariah: Idealnya vs Praktiknya

Idealnya
Bisnis syariah dibangun di atas prinsip-prinsip dasar Islam, yaitu:

  • Tawhid (Keimanan): Semua aktivitas ekonomi harus mengarah pada keberkahan dan ketaatan kepada Allah.
  • Keadilan: Menghindari eksploitasi dan ketidakadilan dalam transaksi.
  • Transparansi: Akad yang jelas dan dipahami kedua belah pihak.
  • Kebermanfaatan Sosial: Tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga memberikan manfaat kepada masyarakat.

Praktiknya
Di lapangan, implementasi prinsip ini sering kali terganjal oleh:

  • Motif Bisnis: Beberapa perusahaan mengutamakan label syariah untuk alasan branding.
  • Kurangnya Pengetahuan: Banyak pelaku usaha maupun konsumen tidak memahami prinsip dasar syariah sehingga menerima akad yang tidak sesuai tanpa sadar.
  • Kompromi dengan Sistem Konvensional: Beberapa institusi masih bergantung pada sistem konvensional, misalnya dalam perhitungan bunga yang "dibungkus" dengan istilah lain.

Potret Bisnis Syariah di Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun