Mohon tunggu...
Priyono Mardisukismo
Priyono Mardisukismo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Redaktur www.fixen.id

Seorang kakek yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN (https://fixen.id) Bantu saya dengan komentar dan penilaian atas tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Relevansi Konsep Suargo Nunut, Neroko Katut Pada Zaman Modern

11 Januari 2025   18:15 Diperbarui: 11 Januari 2025   18:15 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suami istri kompak - Kreasi AI

Filosofi suargo nunut neroko katut menggambarkan pandangan tradisional tentang peran wanita dalam konteks pernikahan, di mana nasib wanita dianggap tergantung pada suaminya. Dalam pandangan ini, suami adalah figur sentral yang menentukan apakah seorang wanita akan meraih kebahagiaan atau kesengsaraan. Konsep ini, meski masih dipercaya sebagian orang, bisa dilihat dengan cara yang lebih kritis dalam kehidupan modern.

Di era sekarang, banyak yang berpendapat bahwa filosofi ini tidak sepenuhnya relevan lagi. Perubahan dalam norma sosial dan peran gender telah membawa banyak wanita untuk menuntut kesetaraan dalam pernikahan dan kehidupan sosial. Wanita modern memiliki peluang yang lebih besar untuk mandiri secara ekonomi, memiliki pendapat, dan menentukan arah hidup mereka, tanpa harus sepenuhnya bergantung pada suami.

Namun, dalam konteks hubungan pernikahan yang sehat, keduanya---suami dan istri---memiliki peran yang saling mendukung. Filosofi ini bisa dipahami dengan cara yang lebih positif jika diterjemahkan sebagai gambaran tentang pentingnya kerjasama dalam hubungan. Jika suami dan istri saling memahami, mendukung, dan bertanggung jawab, maka bisa menciptakan kebahagiaan bersama, yang tentunya melibatkan partisipasi aktif kedua belah pihak.

Secara keseluruhan, meskipun suargo nunut neroko katut mencerminkan ketergantungan yang sangat besar pada suami, dalam kehidupan modern filosofi ini perlu diadaptasi dan dilihat dengan cara yang lebih egaliter dan saling mendukung antar pasangan.

Selanjutnya, kita bisa mengembangkan filosofi suargo nunut neroko katut dengan pendekatan yang lebih relevan di kehidupan modern, misalnya dalam konteks hubungan yang lebih sehat dan seimbang. Dalam dunia yang semakin menekankan kesetaraan gender, penting bagi pasangan untuk saling mendukung dalam berbagai aspek kehidupan, baik secara emosional, sosial, maupun finansial.

Filosofi ini bisa disesuaikan dengan prinsip kemitraan yang setara dalam pernikahan, di mana suami dan istri berkolaborasi untuk menciptakan kebahagiaan bersama. Setiap pasangan memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing, dan saling melengkapi satu sama lain bisa menghasilkan hubungan yang lebih harmonis. Dalam hal ini, "suargo" bisa diartikan sebagai kebahagiaan bersama yang terwujud dari usaha dan kerja sama kedua belah pihak, bukan hanya dari satu pihak.

Selain itu, filosofi ini bisa dilihat sebagai pengingat akan pentingnya komunikasi dan empati. Kedua aspek ini sangat penting untuk mengatasi masalah yang muncul dalam kehidupan rumah tangga, serta untuk menjaga agar kedua pihak merasa dihargai dan diterima. Oleh karena itu, meskipun asal-usul filosofi ini mungkin berasal dari waktu yang lebih tradisional, kita bisa menafsirkannya dalam konteks modern sebagai ajakan untuk menciptakan hubungan yang saling memberi manfaat dan mendukung satu sama lain.

Secara keseluruhan, pemahaman yang lebih mendalam tentang filosofi ini bisa mengarah pada pandangan yang lebih terbuka dan menghargai peran penting yang dimainkan oleh kedua pasangan dalam hubungan pernikahan.

Kesimpulannya, filosofi suargo nunut neroko katut yang menggambarkan ketergantungan seorang wanita pada suaminya dalam menentukan nasib, dapat diadaptasi dalam konteks kehidupan modern dengan menekankan pentingnya kerjasama dan kesetaraan dalam pernikahan. Meskipun berasal dari pandangan tradisional, konsep ini masih relevan jika diartikan sebagai ajakan untuk menciptakan hubungan yang saling mendukung, penuh empati, dan komunikasi antara suami dan istri. Dalam dunia modern, peran kedua pasangan seharusnya setara, di mana kebahagiaan bersama tercapai melalui kolaborasi dan saling menghargai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun