Setelah perjalanan sebelumnya, Yono mulai melangkah dengan lebih percaya diri. Namun, sebuah pertanyaan terus mengganggunya: Apa sebenarnya mimpi yang ingin saya capai? Apakah saya sudah benar-benar menemukan tujuan hidup saya?
Dengan pikiran itu, ia kembali tertidur. Dalam mimpi malam itu, Yono mendapati dirinya berdiri di tengah lapangan luas yang dipenuhi orang-orang. Di kejauhan, ada sebuah panggung sederhana, dan di atasnya berdiri seorang pria yang memegang mikrofon. Pria itu memiliki aura kepemimpinan yang kuat, matanya memancarkan keyakinan, dan suaranya terdengar lantang namun penuh kedamaian.
Yono mengenali sosok itu. Ia adalah Martin Luther King Jr.
Pria itu mengangkat tangannya, seolah memanggil Yono untuk mendekat. Dengan ragu, Yono berjalan melewati kerumunan dan akhirnya berdiri tepat di depan panggung.
"Yono," kata King sambil tersenyum, "Apa yang membuatmu datang ke sini?"
"Saya... tidak tahu," jawab Yono jujur. "Saya merasa terus mencari sesuatu, tapi saya tidak tahu apa mimpi saya sebenarnya."
King menatap Yono dengan lembut. "Anak muda, biarkan aku berbagi sesuatu yang mungkin bisa membantumu. Dulu, aku juga memiliki keraguan. Namun, satu hal yang pasti adalah ini: I have a dream. Sebuah mimpi yang memberiku tujuan, memberiku kekuatan untuk terus berjalan meski dunia di sekitarku tampak gelap dan penuh tantangan."
Yono mengangguk, terpesona oleh keyakinan dalam suara King. "Apa yang membuat Anda terus percaya pada mimpi itu?"
"Mimpi, Yono, adalah apa yang menghidupkan kita. Mimpi adalah harapan, visi tentang dunia yang lebih baik, dan tentang dirimu yang lebih baik. Ketika kau memiliki mimpi yang cukup besar, kau tidak akan membiarkan apa pun menghalangimu untuk mencapainya. Apa pun rintangannya, mimpi itu akan menjadi cahaya yang menuntunmu."
Yono terdiam, merenungi kata-kata itu. "Tapi bagaimana jika saya belum tahu apa mimpi saya?"