Mohon tunggu...
Mang Free
Mang Free Mohon Tunggu... Penulis - Kadar Pok, Kudu Pek

Mahasiswa Tadris Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Petani Hilang, Indonesia Kepalang

29 Juni 2019   08:08 Diperbarui: 29 Juni 2019   08:19 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka harus membeli benih, berapa harga benih untuk setiap petak sawah ? Mereka harus menanam padinya, mereka tidak menanam seorang diri, berapa biaya jasa untuk para tetangga yang membantu ? Padi tersebut harus di pupuk, berapa harga pupuk ? Ketika panen, mereka harus memanen gabahnya, dan mereka tidak memanen sendirian, berapa biaya jasanya ? Dan semua itu tidak dalam waktu singkat ?

Coba anda bayangkan, berapa modal yang harus dikeluarkan ? Dan berapa hasil yang mereka peroleh ? Itupun kalo misalnya panennya bagus, kalo misalnya kena penyakit  atau kekeringan ? Mereka gagal panen, dan uang modal mereka gk kembali.

Berat bukan ? Karena itu, mari mulailah kita menghargai profesi sebagai petani, karena petani adalah profesi yang menandakan kekayaan dan kesuburan bumi pertiwi kita.

Cianjur, 29 Juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun