"Ah males banget kuliah hari ini"celotehku dalam hati selepas melaksanakan shalat subuh hari itu. Mungkin suatu yang wajar kalo sesekali kita merasa malas untuk kuliah, akan tetapi entah kenapa untuk beberapa mata kuliah sangat membuat badmood apalagi kalau udah dikasih tugas numpuk bak gunung tapi deadline yang sangat singkat, haah mungkin aku kebanyakan ngeluh ya, hehehe. Tapi entah  kenapa rasanya salah jurusan deh aku,hmm.
Salah jurusan, suatu kata yang sering terdengar dimulut para mahasiswa baru bahkan mahasiswa lama apalagi untuk jurusan-jurusan yang sering dianggap ekstrem seperti matematika, kimia dan fisika. Â Kalo udah sama trio eksak ini, wahh pandangan orang udah aneh-aneh.Â
Pada tahun 2018 saja 45% mahasiswa masih salah jurusan, akhirnya mereka bekerja bukan di bidangnya, seperti sarjana hukum jadi guru penjas, sarjana ekonomi malah ngajar IPA dan masih banyak lagi. Yaah tentunya ini akan sangat berpengaruh pada kualitas bekerja. Kok bisa?Â
Karena walaupun mereka sudah menemukan pekerjaan yang sesuai akan tetapi karena pendidikan sebelumnya bukan pada bidangnya akhirnya pengalaman dan kemampuan di passion-nya itu jadi kurang yang akan berpengaruh pada profesionalitas bekerja. Wahh parah juga ya !. Lantas kenapa sih banyak yang merasa salah jurusan ?
Menurut saya ada beberapa faktor yang membuat mahasiswa merasa salah jurusan,
TIDAK MENGENALI POTENSI DAN BAKAT DIRI SENDIRI
Ketika ditanya "apa sih bakat yang kamu miliki ?" apa yang akan kamu jawab ?,hmm pasti kebanyakan akan bingung menjawab walaupun ada sebagian yang memang sudah mengetahui apa bakatnya, seperti saya bisa menganalisis sesuatu dengan baik, atau saya dapat menggambarkan suatu yang abstrak kedalam suatu lukisan, atau yang lainnya.Â
Yang parah, ketika ditanya masalah bakat ada yang jawab " bakatku adalah tidur dmanapun dan kapanpun aku mau " waduuh. Bahkan ada pula yang menjawab "bakatku adalah mencintaimu sepenuh hati" hiyaa dasar anak millenial,hehe.Â
Apabila sudah berurusan dengan bakat memang suatu perkara yang sulit, bagaimana tidak, menemukan bakat terpendam dalam diri bagaikan menemukan sebagian dari potret masa depan sehingga tidaklah mudah.Â