Mohon tunggu...
Mang Free
Mang Free Mohon Tunggu... Penulis - Kadar Pok, Kudu Pek

Mahasiswa Tadris Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenapa Sih Guru BK Ditakuti Siswa?

3 Februari 2019   00:09 Diperbarui: 3 Februari 2019   07:33 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : ruangguuru.com

 Guru Bimbingan dan Konseling ( BK), profesi ini tidak akan terdengar asing di telinga para siswa. Bagaimana tidak, guru yang kerap kali dijuluki macam-macam oleh para siswa, dari guru penindak disiplin, menakutkan, kejam, tukang ngeluarin siswa, musuh para siswa dan lain lagi. Terus, kenapa sih guru dengan profesi ini banyak di takuti oleh siswa ?.

Menurut Rochman Natawijaya (1969), banyak sekali kesalahpahaman  tentang pengertian bimbingan dan konseling, baik di kalangan sekolah maupun masyarakat umum. Pasalnya, Guru BK sering di anggap penindak kasus siswa. Padahal, tujuan utama dari adanya staf khusus Guru BK adalah sebagai sarana konsultasi siswa yang memiliki masalah dalam menentukan langkah dan pilihan, seperti masalah dalam belajar, melanjutkan pendidikan, ataupun hal lain yang bersangkutan dengan pembelajaran siswa termasuk hal-hal yang membuat belajar siswa terganggu.

 Apabila semua mengetahui hal tersebut, pastinya siswa tidak akan takut berhadapan dengan guru BK atau masuk ke kantor BK. Tetapi malah sebaliknya, siswa akan merasa nyaman dan betah untuk bercengkerama dengan Guru BK.

Masalahnya, Sering banyak ungkapan bahwa siapapun bisa jadi staf khusus Guru BK, karena untuk menasehati dan menindak kedisiplinan siapapun dapat melakukannya. Tentunya, ungkapan seperti ini salah besar, pasalnya dalam melakukan pendekatan kepada siswa untuk memecahkan masalah tidaklah mudah, diperlukan pendekatan psikologi yang tepat supaya anak merasa lega dengan keputusannya. 

Selain itu, ada juga dimana guru Bk diambil dari ahlinya, yaitu lulusan jurusan  Psikologi atau Bimbingan dan Konseling, hanya saja mereka juga dibebani tugas mengajar mata pelajaran. Tentunya, hasil yang di capai tidak maksimal.

Menurut Prof.Dr. Sofyan S. Willis (2014), bimbingan konseling dapat dilakukan juga oleh guru dan orang tua yang telah menerima pembinaan konseling dan/atau telah mengikuti seminar pembinaan dan konseling.

Dirujuk dari buku Konseling Induvidual karya Prof. Dr. Sofyan S. Willis,2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun