Mohon tunggu...
priyati dyawi
priyati dyawi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Sensasi Kasus Bullying di Sekolah

30 Oktober 2023   14:45 Diperbarui: 30 Oktober 2023   14:48 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

    Kedua. Memberi saran mengenai cara-cara menghadapi bullying. Setelah diberikan pemahaman Mengenai bullying, anak-anak juga perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan ketika mereka menjadi Sasaran dari bullying agar dapat menghadapinya dengan aman tanpa menggunakan cara-cara yang agresif Atau kekerasan, yang dapat semakin memperburuk keadaan. Cara-cara yang dapat digunakan, misalnya Dengan mengabaikan pelaku, menjauhi pelaku, atau menyampaikan keberatan mereka terhadap pelaku Dengan terbuka dan percaya diri. Mereka juga dapat menghindari bullying dengan berada di sekitar orang-Orang dewasa, atau sekelompok anak-anak lain. Apabila anak menjadi korban bullying dan cara-cara di atas Sudah dilakukan namun tidak berhasil, mereka sebaiknya didorong untuk menyampaikan masalah tersebut Kepada orang-orang dewasa yang mereka percayai, baik itu guru di sekolah maupun orangtua atau anggota Keluarga lainnya di rumah.

    Ketiga. Membangun hubungan dan komunikasi dua arah dengan anak. Biasanya pelaku bullying akan mengancam atau mempermalukan korban bila mereka mengadu kepada orang lain, dan hal inilah yang biasanya membuat seorang korban bullying tidak mau mengadukan kejadian yang menimpa mereka kepada orang lain. Oleh karena itu, sangat penting untuk senantiasa membangun hubungan dan menjalin komunikasi dua arah dengan anak, agar mereka dapat merasa aman dengan menceritakan masalah yang mereka alami dengan orang-orang terdekat mereka, dan tidak terpengaruh oleh ancaman-ancaman yang mereka terima dari para pelaku bullying. Dalam kehidupan masa kini yang serba sibuk dan penuh aktivitas, semakin sulit bagi para orangtua dan anggota keluarga.

    Dapat disimpulkan bahwa bullying Merupakan serangan berulang secara fisik, Psikologis, sosial, ataupun verbal, yang Dilakukan dalam posisi kekuatan yang Secara situasional didefinisikan untuk Keuntungan atau kepuasan mereka sendiri. Bullying merupakan bentuk awal dari Perilaku agresif yaitu tingkah laku yang Kasar. Bisa secara fisik, psikis, melalui Kata-kata, ataupun kombinasi dari Ketiganya. Hal tersebut dapat dilakukan Oleh kelompok atau individu. Pelaku bully Mengambil keuntungan dari orang lain Yang dilihatnya mudah diserang. Tindakannya bisa dengan mengejek nama, Korban diganggu atau diasingkan sehingga Dapat merugikan korban.

    Perilaku bullying di kalangan pelajar adalah sebuah bentuk perilaku yang menyimpang dan berbahaya, sehingga penanganan bullying harus dilakukan secara intensif. Bullying dapat terjadi di mana saja, terhadap siapa saja, dan bisa terjadi di semua lingkungan sekolah, tanpa ditentukan oleh batasan ukuran maupun tipe sekolah. Bagi beberapa orang bullying adalah masalah yang bersifat sementara, tetapi bagi yang lain bullying bisa membayangi seumur hidup. Pencegahan masalah kekerasan pelajar di sekolah (bullying) harus dimulai dari segala arah mulai dari keluarga, sekolah, pemerintah dengan kebijakan media massa terutama film-film hiburan yang sarat dengan kekerasan (bullying) dan semua pihak yang berkehendak baik untuk mengurangi bullying di sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun