Mohon tunggu...
Priyasa Hevi Etikawan
Priyasa Hevi Etikawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD || Pecinta Anime Naruto dan One Piece

Penulis buku Asyiknya Menjadi Penulis Pemula (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengulik Makna Kemerdekaan, Sudahkah Guru Merdeka?

20 Agustus 2024   05:26 Diperbarui: 20 Agustus 2024   06:27 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru merdeka | Sumber : pribadi

Bulan Agustus tengah menapaki puncaknya sebagai bulan kemerdekaan. Umbul-umbul bendera ramai dipasang dimana-mana. Upacara peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-79 pun sudah dilaksanakan. Lomba-lomba diadakan dengan sangat meriah hampir di seluruh pelosok negeri. Tidak kalah ramai kegiatan karnaval juga begitu terlihat hingar bingarnya. Semua orang larut dalam gegap gempita perayaan agustusan ini.

Setiap orang kemudian memaknai kemerdekaan sesuai dengan persepsinya masing-masing. Secara umum kemerdekaan diartikan sebuah kebebasan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan KBBI mengartikan kata "merdeka" dalam tiga pengertian. Pertama, merdeka memiliki makna bebas dari belenggu ataupun penjajahan. Kedua, merdeka artinya tidak terkena atau lepas dari berbagai tuntutan. Ketiga, merdeka berarti tidak terikat, tidak bergantung pada pihak atau orang tertentu dan leluasa. Jika dicermati dari tiga pengertian tersebut esensinya sama. Merdeka itu bebas dan tidak terbelenggu.

Kemerdekaan mestilah ada dan eksis dalam seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Juga termasuk dalam bidang pendidikan. Khusus dalam bidang pendidikan agaknya kita perlu merenung lebih dalam. 

Apakah pendidikan kita sudah betul-betul merdeka sebagaimana nama kurikulumnya: kurikulum merdeka? Ataukah itu semua masih sebatas angan dan gula-gula saja yang manis untuk diucapkan tetapi hambar dalam kenyataan?

Benang Kusut

Jika kita menelaah lebih jauh pandangan Ki Hajar Dewantara tentang konsep merdeka dalam buku-bukunya maka selalu kita akan akrab dengan terminologi selamat dan bahagia. Selamat raganya bahagia jiwanya. Itu tujuan pendidikan menurut Ki Hajar. 

Pendidikan mestilah membuat semua orang mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Jika setiap orang telah selamat dan bahagia barulah bisa dikatakan telah merdeka dalam artian sebenarnya.

Lalu jika dikaitkan dengan kondisi sekarang apakah dunia pendidikan kita sudah mencapai kata merdeka seperti yang diidealkan oleh Ki Hajar? Begitu banyak persoalan dan dinamika terjadi. Ribuan guru honorer hampir setiap tahun melakukan aksi demonstrasi menuntut kejelasan nasib. 

Kekerasan dan perilaku menyimpang marak terjadi di lingkungan pendidikan. Biaya sekolah dan kuliah yang semakin tahun semakin mahal. Persoalan administrasi guru yang dirasa masih membelenggu. Juga rendahnya perlindungan hukum terhadap guru.

Serta masih banyak persoalan lainnya semacam tingkat literasi dan skor IQ nasional yang rendah, skor PISA juga yang masih belum terlalu menggembirakan, politisasi pendidikan, komersialisasi pendidikan, dst. Begitu banyak PR dalam bidang pendidikan yang mesti dibenahi oleh bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun