Mohon tunggu...
Priyasa Hevi Etikawan
Priyasa Hevi Etikawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD || Pecinta Anime Naruto dan One Piece

Penulis buku Asyiknya Menjadi Penulis Pemula (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengurai Masalah Waktu dan Mindset Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

3 Mei 2024   15:47 Diperbarui: 4 Mei 2024   00:43 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemendikbudristek tetapkan Kurikulum Merdekan menjadi Kurikulum Nasional di tahun 2024.(DOK. Kemendikbudristek)

Memang kita perlu memberikan ruang yang cukup bagi pemerintah untuk menyosialisasikan kurikulum ini dengan lebih masif dan terstruktur. Tidak cukup dengan menggembar-gemborkan guru untuk belajar mandiri di PMM. Karena seperti yang disampaikan seorang Profesor Riset di Boston College Amerika Serikat, Andy Hargreaves bahwa transformasi pendidikan mestilah dipandang sebagai intervensi spesifik pada konteks-konteks (sekolah-sekolah) tertentu. Tidak bisa dipandang dan diterapkan sebagai solusi universal.

Artinya perlu adanya pendekatan yang intensif dan spesifik terhadap guru dan sekolah-sekolah agar dapat menerapkan kurikulum merdeka sesuai dengan konteks sekolahnya. Karena setiap lingkungan pendidikan memiliki keunikan, tantangan, dan dinamikanya masing-masing. Tidak bisa disamaratakan. Apalagi hanya mengandalkan belajar mandiri lewat PMM atau webinar misalnya. Lalu sejauh mana intervensi spesifik itu sudah hadir dalam konteks sekolah kita? Dan sejauh mana paradigma sikap terbuka itu sudah hadir dalam hati sanubari sang guru?

Jangan sampai seperti kalimat sebuah iklan di televisi yang terkadang menjadi jokes dalam obrolan sehari-hari itu menjadi nyata : apapun makanannya minumnya tetap teh botol sosro. Apapun kurikulumnya cara guru mengajar ya tetap begitu-begitu saja. Pengelolaan sekolahpun juga tetap sama saja jauh dari semangat filosofi sekolah merdeka belajar yang digaungkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi selama ini.

Ending dongeng, rasanya kita harus memberikan waktu yang cukup bagi semua pihak agar dapat mengimplementasikan kurikulum merdeka ini dengan baik dan sesuai harapan. Pemerintah agaknya sedang berbenah agar dunia pendidikan kita dapat bertransformasi menjadi lebih baik, meskipun tidak mudah. 

Sekolah dan para guru juga pasti membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk memahami penerapan kurikulum merdeka. Persoalan waktu ini yang terkadang kita abaikan. Belum lagi tidak sedikit oknum yang resisten terhadap perubahan. Dengan alasan dan sudut pandangnya masing-masing. Padahal pada dasarnya perubahan itu sesuatu yang niscaya dalam kehidupan ini.

Tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini kecuali Tuhan dan perubahan itu sendiri. Berikan waktu yang cukup dan berikan ruang terbuka dalam pikiran kita masing-masing untuk sebuah wacana perubahan. Termasuk semangat transformasi pendidikan yang tengah digaungkan oleh pemerintah bersama program merdeka belajarnya itu. 

Tetap semangat para guru dan seluruh insan pendidikan di bumi Indonesia. Memulai sebuah perubahan memang tidak mudah. Tetapi perubahan itu adalah sesuatu yang pasti terjadi. 

Salam blogger persahabatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun