Mohon tunggu...
Priyasa Hevi Etikawan
Priyasa Hevi Etikawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD || Pecinta Anime Naruto dan One Piece

Penulis buku Asyiknya Menjadi Penulis Pemula (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023)

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Menilik Fenomena Guru Terjerat Pinjol

7 Januari 2024   15:23 Diperbarui: 8 Januari 2024   20:01 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jebakan pinjaman online ilegal. Sumber: KOMPAS/SUPRIYANTO

Tanggal 19 Desember 2023 sebuah tayangan podcast di Channel Youtube yang digawangi mantan politisi dan anggota DPR Akbar Faizal cukup menarik perhatian saya. Channel Youtube tersebut memang sering mengangkat obrolan bertema politik tetapi kali ini agak berbeda. Tema yang diangkat adalah seputar merebaknya fenomena pinjaman online (pinjol) ilegal dimana rakyat kecil banyak menjadi korbannya.

Awalnya saya tertarik menonton siaran podcast tersebut karena siaran podcast di channel Yotube pak Akbar Faizal banyak mengangkat tema politik tapi dari sudut pandang yang netral, jernih serta mencerdaskan. Pak Akbar Faizal sebagai tuan rumah juga bersikap kritis dan membuat diskusi menjadi lebih menarik untuk diikuti. Sebuah podcast yang hostnya hanya manggut-manggut saja dalam mendengarkan penjelasan dari narasumber bagi saya membosankan. Membuat diskusi monoton dan kurang dinamis.

Nah dalam siaran podcast yang bertajuk "Pinjol Hancurkan Hidup Rakyat Kecil, Mana OJK?" tersebut belakangan saya tahu bahwa ternyata menurut data yang disajikan korban terbesar pinjol ilegal adalah guru. Seketika saya kaget dan berpikir apa benar demikian adanya? Jangan-jangan itu hanya gimmick saja untuk menaikkan rating tayangan. Saya menjadi tertarik untuk menelusuri lebih lanjut.

Hasil Riset No Limit Indonesia Tahun 2021

No Limit Indonesia sebuah perusahaan di bidang jasa layanan analisis data media sosial mengumumkan hasil risetnya di tahun 2021. Bahwa berdasarkan hasil riset yang mereka lakukan kalangan masyarakat yang terjerat pinjol ilegal antara lain guru sebesar 42%, korban PHK 21%, ibu rumah tangga 18%, karyawan 9% dan pedagang, pelajar serta ojek online 10%. Hal ini menarik sekaligus agak mengejutkan karena ternyata guru yang diharapkan memiliki tingkat literasi tinggi ternyata justru paling banyak terjebak pinjaman online ilegal.

Data kalangan masyarakat terjerat pinjol ilegal | Sumber : www.dataindonesia.id diolah dari no limit indonesia
Data kalangan masyarakat terjerat pinjol ilegal | Sumber : www.dataindonesia.id diolah dari no limit indonesia

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan  (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari  yang menyatakan bahwa korban pinjol ilegal terbesar adalah guru. Lanjut menurutnya ada berbagai faktor yang menyebabkan masyarakat menggunakan pinjol ilegal, misalnya karena butuh uang untuk membayar utang, latar belakang ekonomi menengah ke bawah, dan alasan dana pinjol ilegal cair lebih cepat.

Otoritas Jasa Keuangan juga menyebut secara khusus ada beberapa faktor yang menyebabkan guru banyak terlilit pinjaman online ilegal. Pertama, banyaknya guru dan tenaga pendidikan yang memiliki latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Akibatnya para guru mudah terbuai dengan sistem pinjaman yang mudah dan cepat. Kedua, banyak guru yang memiliki keterbatasan akses dalam hal memperoleh pinjaman sehingga tergiur oleh pinjol ilegal. Ketiga, mudahnya provider untuk membuat aplikasi pinjol ilegal.

Pentingnya Literasi Keuangan Dan Pendidikan Finansial

Dalam era kemajuan teknologi seperti sekarang masyarakat sejatinya sangat mudah mendapatkan informasi apapun. Informasi terbuka luas dan berserakan dimana-mana. Sehingga memerlukan kejelian dan kecerdasan untuk bisa menyaring dan mengolah informasi tersebut dengan baik. Inilah yang dimaksud dengan pentingnya literasi. Literasi bukan hanya sebatas tentang membaca dan menulis saja. Tetapi literasi juga menyangkut bagaimana kemampuan manusia untuk mengolah informasi sehingga informasi yang dia dapat berdampak pada meningkatnya mutu hidup serta bermanfaat sebagai solusi atas masalah hidup yang dihadapi.

Memang secara umum dari berbagai penelitian yang ada dikatakan bahwa tingkat literasi bangsa kita masih rendah. Jauh dari negara-negara lain di dunia. Mungkin itu juga penyebab mengapa negara kita tidak kunjung menjadi negara maju. Masih saja masuk dalam kategori negara berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun