Puncak pencarian tertinggi setiap manusia dalam kehidupan ini adalah kebahagiaan. Pasti kita sepakat tidak ada satupun orang di dunia ini yang tidak ingin hidupnya bahagia.
Orang bersusah payah sejak kecil belajar di bangku sekolah selama puluhan tahun tidak lain tidak bukan bermuara pada satu tujuan yaitu menuntut ilmu. Karena dengan menjadi orang yang berilmu maka kebahagiaan dan cita-cita itu akan mudah diraih.
Benar kata syair dalam sebuah sebuah lagu: dunia ini panggung sandiwara ceritanya mudah berubah. Dan semua orang akan berusaha mengukir cerita indah di dalam hidupnya.
Cerita sukses cerita yang penuh dengan kebahagiaan. Meskipun menurut Aristoteles dalam filsafat Eudaimonia semakin kebahagiaan itu dicari maka semakin kita tidak akan menemukannya. Karena sesungguhnya kebahagiaan sejati tidak perlu dicari. Tetapi dia akan hadir dengan sendirinya bersama dengan aktivitas keseharian kita. Aktivitas dalam mengaktualisasikan diri dan potensi kita maka di dalamnya akan melekat sebuah kebahagiaan.
Guru dalam fitrahnya sebagai manusia biasa tentu memiliki naluri yang sama : ingin mencari kebahagiaan. Seringkali saat berada di tengah anak murid. Melihat mereka berinteraksi dalam pembelajaran dengan berbagai tingkah laku polosnya, saya sering bertanya dan merenung kepada diri sendiri: sebetulnya apa yang paling membahagiakan bagi seorang guru?
Motivasi Sebagai Anasir Kebahagiaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) anasir diartikan sebagai sesuatu (orang, paham, sifat, dan sebagainya) yang menjadi bagian dari atau termasuk dalam keseluruhan (suasana, perkumpulan, gerakan, dan sebagainya). Anasir kebahagiaan bagi seorang guru diantaranya adalah motivasi dirinya memilih menjadi seorang guru.
Motivasi menjadi guru adalah dorongan yang menyemangati insan untuk menjadi guru (Indraswati et al., 2020). Motivasi menjadi guru terwujud dalam keikhlasan, kasih sayang, dan idealisme untuk mendidik peserta didiknya (Warsono, 2017).
Ada banyak ragam motivasi mengapa seseorang memilih melakoni profesi sebagai guru. Meskipun konon dewasa ini guru merupakan pekerjaan dengan tingkat stres tertinggi dibanding jenis pekerjaan lainnya, toh tetap saja minat orang menjadi guru tidak menurun. Tengok saja rekruitmen ASN PPPK untuk formasi guru. Peminatnya selalu membludak. Berlaku hal yang sama untuk rekruitmen PPG Prajabatan. Peminatnya juga tidak kalah banyaknya.
Motivasi menjadi guru sangat erat kaitannya dengan kebahagiaan guru itu sendiri. Karena atas dasar motivasi ini akan terlihat bagaimana cara guru menjalani profesinya sebagai aktifitas rutin dalam keseharian. Bahagia atau tidak dalam mengaktualisasikan dirinya dalam tugas dan perannya sebagai seorang guru.