Memberikan ilmu yang bermanfaat bagi orang lain, menjadi sosok pembelajar sepanjang hayat, atau ikut membangun peradaban bangsanya adalah sebagian kecil dari motivasi orang menjadi guru. Beragam motivasi mulia ini jika dibarengi dengan semangat kesungguhan dan keikhlasan maka akan membawa kebahagiaan bagi guru.
Keadaan Yang Menghimpit
Memang betul saat ini guru dihadapkan pada berbagai macam situasi dan keadaan yang dirasa menghimpit. Tantangan perkembangan jaman. Isu kesejahteraan dan perlindungan hukum serta persoalan banyaknya tugas tambahan sebagai seorang guru agaknya membuat guru was-was dan kerap tertekan di dalam menjalani profesinya. Tetapi tetap saja guru tidak boleh kehilangan fitrah sejatinya sebagai pendidik dan pencerdas bangsa.
Dibutuhkan solusi dan jalan keluar yang riil dari berbagai pemangku kepentingan agar guru bisa kembali pada fitrahnya serta tidak terbebani dengan hal-hal di luar tugas pokok dan fungsinya. Kurikulum yang betul-betul "memerdekakan". Perlindungan dan kepastian hukum serta jaminan kesejahteraan yang layak untuk guru-guru kita tentu sangat diharapkan untuk membawa nuansa bahagia dalam kehidupan sebagai seorang guru.
Jargon merdeka belajar dan merdeka mengajar sudah digembar-gemborkan kemana-mana tetapi lihat banyak guru masih dibelenggu dengan pekerjaan tambahan sebagai operator Dapodik (operator sekolah) atau pekerjaan pelaporan keuangan BOS yang bikin pusing tujuh keliling. Guru belum merdeka dari rasa was-was dan kekhawatiran dalam menegakkan disiplin pada muridnya. Alih-alih ingin menegakkan disiplin dan aturan guru bisa diperkarakan secara hukum karena dianggap melakukan tindakan kekerasan terhadap anak didik.
Isu kesejahteraan guru juga selalu menjadi tema hangat yang selalu dibicarakan. Dibarengi dengan cerita dan kisah tentang perjuangan rekan-rekan guru honorer dalam mencari kejelasan masa depan dan nasibnya. Sangat menyentuh hati nurani terdalam. Memang kita sebagai bangsa sudah merdeka selama 78 tahun. Dan kita tengah gencar-gencarnya dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka. Tapi mohon maaf banyak guru yang sejatinya "belum merdeka" dan belum bahagia.
Kebahagiaan itu Ada Di Depan Mata
Kebahagiaan sejati bagi seorang guru sesungguhnya ada di depan matanya. Bayangkan saat guru menyampaikan konsep materi pelajaran, murid menyimak dan berinteraksi dengan baik. Bisa memahami apa yang diajarkan oleh gurunya dengan berbagai metode ajar yang ada. Bukankah itu sangat membahagiakan bagi seorang guru?
Atau saat orangtua murid dengan bangganya menyampaikan rasa terimakasih pada gurunya saat mengetahui anaknya sekarang sudah mengalami perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik, bukankah itu juga suatu bentuk kebahagiaan bagi guru?
Atau ambil contoh yang lain saat seorang guru membimbing muridnya dengan tekun untuk mengikuti suatu perlombaan tertentu dan kemudian berhasil mendapatkan juara berprestasi dalam lomba tersebut. Itu juga merupakan suatu bentuk kebahagiaan bagi seorang guru.
Sejatinya kebahagiaan seorang guru berada dekat dengan dirinya sendiri. Tinggal bagaimana cara memaknai kebahagiaan itu sendiri yang mungkin berbeda bagi setiap guru. Menjadi guru adalah sebuah pilihan hidup yang mulia. Jika didasari atas sebuah motivasi etis yang luhur serta keikhlasan mendalam. Ilmu bermanfaat yang diajarkan selama hidupnya kelak akan menjadi tabungan. Yang pahalanya akan selalu mengalir bahkan sampai ke liang lahat.