Mohon tunggu...
Priyanto Nugroho
Priyanto Nugroho Mohon Tunggu... lainnya -

"art is long, life is short, opportunity fleeting, experiment dangerous, judgment difficult"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompas Cetak Salah Cetak?

10 Agustus 2012   04:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:00 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Wartawan media cetak memang selalu dikejar deadline, apalagi bila menyangkut berita yang jadual pemuatannya tak bisa ditunda. Salah satu berita yang biasanya tak bisa ditunda pemuatannya adalah berita-berita ekonomi setelah publikasi data-data ekonomi oleh otoritas, baik domestik maupun manca negara.

Misalnya setelah pengumuman data pertumbuhan ekonomi, data inflasi, penetapan suku bunga oleh bank sentral, atau data realisasi transaksi berjalan (realisasi ekspor dan impor). Data yang disebut terakhir ini baru akan diumumkan hari meski banyak yang sudah memperkirakan bahwa laju pertumbuhan impor akan lebih tinggi dari ekspor sehingga transaksi berjalan Indonesia, yang mencerminkan kinerja ekspor dan impor barang dan jasa, akan mengalami defisit.

Nah, kemarin Bank Indonesia baru saja mengumumkan arah (stance) kebijakan moneternya - yang biasanya dikenal dengan penetapan suku bunga BI Rate. Kebetulan di hari yang sama, bank sentral Korea Selatan dan Jepang juga menetapkan suku bunga kebijakan moneternya. Kebetulan ketiganya sama-sama mempertahankan level suku bunga kebijakannya, yaitu di 5,75% (Indonesia), 3% (Korea) dan 0,1% (Jepang).

Tentunya, keputusan tersebut diambil setelah dilakukan evaluasi terhadap prospek pertumbuhan ekonomi, inflasi, transaksi ekspor-impor, kondisi perbankan dan pasar keuangan, baik domestik maupun global.

Menjadi agak mengagetkan ketika membaca berita Kompas cetak hari ini, Jum'at, tanggal 10 Agustus 2012 halaman 17 yang berjudul: "Transaksi Berjalan Defisit" dan di paragraf terakhirnya disebutkan: "Rapat Dewan Gubernur BI kemarin memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 6,1% - 6,5%. Kemudian inflasi terakselerasi pada tahun 2013 menjadi 6,3% - 6,7%".

Tentu saja mengagetkan membaca bahwa inflasi diperkirakan akan mencapai di atas 6% di tahun 2013 karena kalau benar demikian, tentunya Bank Indonesia akan mengambil kebijakan yang lain agar inflasi terjaga di dalam target yang ditetapkan Pemerintah, yaitu 3,5% - 5,5%. Juga, tak satupun para analis dan ekonom, baik dometik maupun global yang saat ini memperkirakan demikian.

Timbul pertanyaan dari mana sang wartawan memperoleh angka inflasi 2013 itu sampai di atas 6%?

Sayapun menduga, sang wartawan karena dikejar waktu dan dibenaknya sudah berfikir bahwa setelah angka pertumbuhan ekonomi biasanya akan mengulas inflasi, maka ketika melirik bahan atau referensi yang dipegangnya yang biasanya berupa publikasi resmi dari otoritas, langsung saja diambil angkanya tanpa sempat lagi mengeceknya.

Dugaan saya, bahan yang dipegangnya adalah siaran pers dari Bank Indonesia (Siaran Pers No. 14/27/PSHM/Humas tanggal 9 Agustus 2012) dan yang dikutipnya adalah bagian terakhir dari paragraph 2 yang seharusnya berbunyi:"Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi diprakirakan berada pada kisaran 6,1-6,5% tahun 2012, dan terakselerasi pada kisaran 6,3-6,7% tahun 2013". Tidak ada kata inflasi di bagian itu, karena inflasi sudah diulas di paragrap sebelumnya dan dikatakan akan tetap berada di kisaran 4,5% +/- 1% di tahun 2013.

Memang kesalahan kecil, dan wajar pada saat diburu batas waktu memang bisa mengorbankan ketelitian, namun untuk koran sekelas Kompas dan apalagi hari-hari seperti ini biasanya pembaca yang berkepentingan akan lebih teliti mengikutinya, seharusnya tidak terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun