Pertama, jika kalian yang buka tulisan ini adalah pendukung Prabowo-Hatta Radjasa, apalagi fanboy partai yang mengaku paling islami, maka saya sarankan anda menutup tulisan ini, karena yang akan anda temukan dalam tulisan ini adalah fakta-fakta yang akan menyakiti kalian dan mengganggu “keimanan” kalian, tapi jika kalian ingin lanjut membaca, saya mengagumi kalian tapi jangan kotori bagian komentar tulisan ini dengan caci maki, dan perhitungan persentase kekafiran yang biasa kalian dengungkan setelah sadar kalau hitung-hitungan jumlah korupsi yang bisa kalian pakai di PILEG jika dipakai saat PILPRES telah menjadi senjata makan tuan bagi logika anda. Jika kalian Pendukung Jokowi-JK maka saya ucapkan selamat, kemungkinan anda adalah pendukung yang menggunakan akal, sehingga tetap mau membuka tulisan yang menggunakan tagline lawan, walaupun ada juga kemungkinan besar anda pada awalnya hanya ingin mendebat tulisan ini. Jika kalian golput atau masih netral, tulisan ini memang akan agak keras tapi jika kalian berpikir maka saya menyajikan fakta-fakta yang sebenarnya sudah anda tahu.
FAKTA Pertama : Prabowo Subianto terindikasi melakukan pelanggaran HAM
Pada awal kampanye ketika kita menyinggung soal HAM, maka tuduhan bahwa itu adalah black campaign dari pihak lawan, adalah hal yang lumrah, namun setelah beredarnya surat rahasia DKP soal “pemberhentian tidak hormat” terhadap Prabowo Subianto dan alasan-alasan diberhentikan jelas ini bukan lagi black campaign, tapi sebuah negative campaign.
Jangan senang dulu, walau tidak mendukung Prabowo tapi saya mempelajari ceritanya, soal penculikan itu dia dipanggil oleh mertuanya yakni Pak Harto untuk meredam gejolak “pemberontakan” anak-anak muda, dan dia sempat berpapasan dengan PANGAB saat itu, jadi secara logika maka besar kemungkinan Pak Harto juga memerintahkan satuan lain untuk bertindak. Jadi saya beranggapan Wiranto dkk juga tahu hal ini.
Disamping itu pada pihak pendukung Jokowi-JK ada Hendropriyono, Muchdi yang juga terindikasi melakukan pelanggaran HAM, hal ini tak juga dapat kita elakkan, namun indikasi pelanggaran HAM terhadap Prabowo lebih tinggi kadarnya dan telah ada bukti-bukti tertulis. Soal kenapa tahun 1998 hanya Prabowo yang kena, saya pikir itu karena saat zaman Pak Harto dia terlalu banyak dapat keistimewaan, sehingga ketika orang yang bisa melindunginya jatuh, maka dia pun disingkirkan karena dendam-dendam pribadi..
Hal yang menguntungkan bagi Jokowi-JK bukan mereka yang mengundang orang-orang terindikasi pelanggar HAM tersebut ke barisan mereka, dan saya percaya bahwa Jokowi-JK akan membuat kabinet yang bersih dan profesional tanpa kesan bagi-bagi kursi, maka para pendukung yang terindikasi bermasalah akan tersingkirkan dengan sendirinya. Sekali lagi saya PERCAYA!
Fakta Kedua : Para pendukung terindikasi Mafia di kubu Prabowo-Hatta Radjasa
Mulai dari mana soal mafia ini? Yang terindikasi mafia (pengemplang pajak) dan pemberat APBN karena lumpur lapindo ada di kubu Prabowo-Hatta, bisakah kita berharap APBN yang kuat jika orang-orang yang terindikasi mafia menjadi tokoh kunci dalam pemerintahan Prabowo-Hatta, dia ditawari menteri utama, setelah ditolak oleh kubu Jokowi-JK atas permintaan yang kurang lebih sama. Bukankah jika Prabowo berani dan ingin APBN kita kuat dan selamat dari kebocoran maka secara logika dia mestinya menolak juga pihak ini, tapi dia malah menerimanya, ini mengindikasikan Prabowo-Hatta sulit menepati janji untuk memperkuat APBN.
Partai-partai yang ketuanya korupsi juga merapat ke kubu Prabowo, ada PPP (ketuanya tersangka dana haji), PKS (mantan presiden PKS dihukum 16 tahun karena korupsi), PBB (ketua PKB terancam masuk dalam jajaran tersangka kasus kehutanan),(fraksi) Partai Demokrat ( mantan ketuanya tersangka kasus Hambalang).
Dalam kubu Prabowo, ada partai yang anggotanya korupsi dana pembuatan kitab suci, korupsi dana haji, dan orang-orang yang menjual agama demi politik. Dalam kubu prabowo ada pihak yang memanfaatkan kedudukannya sehingga ketika anaknya menabrak hingga ada korban jiwa maka dia bisa tetap ke London melanjutkan kuliahnya, karena hanya memperoleh hukuman percobaan, sedangkan ada kasus yang serupa dan pelakunya dihukum tahunan penjara. Bisakah kita berharap hukum menjadi panglima jika yang memimpin orang-orang seperti ini?.
Dalam bidang olah raga di kubu Prabowo-Hatta ada partai yang terkait korupsi Hambalang, dan ada orang-orang yang terindikasi menjadi mafia dalam dunia sepak bola, bagi anda yang mengikuti perkembangan bola dalam negeri maka inisial NH, LNM, dan ADS adalah nama-nama yang bisa membuat anda jijik. Bagaimana bisa kita berharap olahraga bangkit jika mereka yang punya andil merusak dunia olahraga bergabung dalam kubu ini.
Demikian dua fakta saya, tulisan ini adalah negative campaign, karena ada kalanya kayu mesti dilawan dengan kayu, dan bagi saya ini saatnya!. Jika anda sepakat silahkan disebar, jika tidak maka berbeda adalah hal yang lumrah.
Salam DUA JARI!, Ayo selamatkan Indonesia dari cengkeram para mafia!
@priyantarno
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H