NENEK PEMULUNG DAN SI KEMBAR PENDERITA THALASSEMIA
Yogyakarta (18/4), Mbah Nur, begitu biasa wanita tua ini dipanggil oleh warga sekeliling. Mbah Nur memiliki suami, Mbah Mardi, yang berprofesi sebagai tukang becak yang biasa mangkal di seputaran Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Suaminya tak kalah tua dari mbah Nur, bahkan menurut cerita beliau, sang Suami sudah sering sakit-sakitan akibat usia yang makin senja. Beliau menambahkan pula bahwa sang suami sudah jarang pulang. Di kontrakan kecil beliau, Mbah Nur ttinggal bersama 4 (empat) anak yang dirawatnya. Empat anak tersebut bukan merupakan darah dagingnya, namun anak angkat yang sebelumnya diterlantarkan orang tua kandungnya. Hal yang membuat hati lebih trenyuh adalah bahwa dua dari empat anak yang diasuh mbah Nur merupakan Penderita Thallasaemia Mayor.
Kondisi ini baru saja diketahui saat si kembar yang diasuh mbah Nur, Siti Sidoarum (Arum) dan Siti Sidoasih (Asih), saat berobat ke RSUP. Dr. Sardjito, Yogyakarta. Kamis (16/4), Kiki, salah satu pegawai RSUP Sardjito melaporkan kondisi si kembar kepada salah satu pengurus Persatuan Orangtua Penderita Thalassaemia Indonesia (POPTI) Yogyakarta. “Yang disayangkan adalah tidak adanya kecurigaan dari dokter yang menangani si kembar terkait thalassaemia, padahal si kembar rajin berobat.”, tutur Dessy Mardiana, salah satu anggota POPTI Yogyakarta.
Ada hal yang membuat anggota POPTI berdecak kagum saat mengunjungi kontrakan mbah Nur, Sabtu (18/4). Sebagai seorang yang buta huruf, Mbah Nur melakukan arsip data yang begitu sistematis terkait semua data penting anak-anaknya. “Beliau punya data lengkap dari akte kelahiran, KK, hingga SSN anak-anaknya.”, lanjut Mbak Dessy.
“Harapan saya, semoga Arum dan Asih terus sekolah.”, demikian permohonan dari Mbah Nur atas dua anak kembarnya itu.
Dessy, mewakili POPTI, menuturkan bahwa timnya akan segera mengupayakan untuk mengurus KMS (Kartu Menuju Sejahtera) untuk memperingan biaya pendidikan bagi anak-anak Mbah Nur. Semoga Tuhan memudahkan.
Satu kisah, banyak pelajaran yang bisa kita teladani. Bagaimana ketulusan seorang Mbah Nur dan bagaimana perjalanan beliau atas anak-anak yang "hanya" berstatus 'anak angkat'
Semoga sehat Mbah,
Semoga sehat twin thaller!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H