[caption id="attachment_323945" align="aligncenter" width="628" caption="Para penari berpose sebelum beraksi di atas panggung"][/caption]
Wus dungkap wahyaning mangsa kala
Tumapaking bersih desa ing wulan Sela
Pra warga dampyak-dampyak ngleluri budhaya
Winastan nadyan cecaos sugata kang Maha Kuwasa
Demikian bunyi sepenggal syair lagu yang mengiringi tari Gadhung Mlathi. Tari apik garapan koreografer Edi Suwito ini tampil nyentrik dan mencuri perhatian dewan juri. Tari Gadhung Mlathi sendiri dibawakan oleh 5 orang penari yang mewakili SMP Negeri 1 Ngadirojo dalam kompetisi Tari dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLSSN) Tingkat Kabupaten Pacitan. Edi Suwito mengungkapkan bahwa tari ini digarap bareng bersama sang istri, Adi Peni, sebagai penata rias dan busana serta menggandeng musisi kawakan, M. Kasim, sebagai penata musik pengiringnya.
Tampil sebagai pemenang FLSSN di tingkat kabupaten membuat tari ini harus siap untuk mewakili Pacitan di ajang FLSSN tingkat Provinsi Jawa Timur yang akan digelar 24 Mei 2014 di Surabaya mendatang. “Tari ini bukan yang pertama tampil dalam kompetisi, sebelumnya kami maju atas nama Sanggar Edi Peni dalam Festival Karya Tari 2014 se-Jawa Timur beberapa pekan lalu”, ungkap Ibu Adi Peni yang juga merupakan Guru Seni Budaya di SMP Negeri 1 Ngadirojo. Wanita mungil berjilbab itu juga menambahkan bahwa di ajang Festival Karya Tari 2014 kemarin, Tari Gadhung Mlati berhasil menyabet Gelar 5 Penyaji Terbaik Kategori Karya Tari dan 3 Penyaji Terbaik Kategori Tata Rias dan Busana. “Untuk FLSSN ini ada rombakan di sana-sini, agar tari ini lebih terkesan lebih matang dan selaras.”, imbuhnya.
Gadhung Mlati sendiri merupakan salah satu segmen dari Cerita Rakyat Jangkrik Genggong yang dipercaya di daerah dusun Tawang, desa Sidomulyo, kecamatan Ngadirojo, Pacitan. Nama Gadhung Mlathi dipercaya merupakan anak dari Kanjeng Ratu Kidul yang merupakan penjaga di salah satu danyangan di daerah Tawang. Masyarakat di sekitarnya harus menyediakan sesaji agar sang Gadhung Mlathi tidak terganggu. Hal ini terkait keyakinan warga sekitar bahwa jika Sang Gadhung Mlathi terganggu, ia akan mengamuk dan merasuki warga di sekitarnya. Oleh karena itu dilaksanakanlah ritual bersih desa yang menyediakan sesajen lengkap dengan iringan tayub. Masyarakat Tawang meyakini bahwa setelah dilaksanakannya ritual bersih desa dan larung sesaji ini, panen ikan para nelayan akan melimpah.
Kisah Gadhung Mlati yang mistis itu selanjutnya dituangkan dalam lenggak-lenggok penari diiringi oleh tabuhan gamelan yang elok. Bagaimana kiprah mereka di ajang FLSSN Jawa Timur pekan depan? Kita support dengan doa agar bisa membawa nama harum Pacitan dan akan melanjutkan langkah hingga ajang nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H