Mohon tunggu...
koko anjar
koko anjar Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Senjata Kimia dan Rudal, Selangkah Lebih Dekat Perang AS-Suriah

8 April 2017   02:40 Diperbarui: 8 April 2017   11:30 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
reruntuhan kota aleppo. source : cdn.ar.com

Pasca serangan gas beracun di kota Khan Sheikoun Suriah 2 hari yang lalu, Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Presiden Donald Trump langsung melancarkan aksi yang sangat mengejutkan dunia. Dengan alasan ancaman terhadap kepetingan AS dan perdamaian dunia, Trump langsung memerintahkan angkatan bersenjatanya yang berada di Timur Tengah untuk meluncurkan 59  rudal ke pangkalan udara militer milik Suriah. Hal ini mengakibatkan setidaknya 9 orang tewas 4 diantaranya anak-anak, yang kesemuanya merupakan warga sipil yang berada di lingkungan pangkalan udara. 

source : cnnindonesia.com
source : cnnindonesia.com
Meski demikian, pemerintah Suriah mengklaim bahwa dari 59 rudal yang diluncurkan militer AS tersebut, hanya 23 yang tepat sasaran. Namun setidaknya ada 9 pesawat militer pemerintah yang hancur. 

Sementara itu, untuk serangan gas beracun yang diduga diluncurkan oleh pihak pemerintah ke kawasan yang dikuasai pemberontak, setidaknya telah menewaskan lebih dari 100 warga dan melukai ratusan lainnya. Serangan itu terjadi pada hari rabu tanggal 06 April 2017 pukul 06.30. Pagi itu sejumlah pesawat militer pemerintah Suriah menyerang kota Khan diduga dengan menggunakan gas yang berisi klorin dan sarin. Akibatnya banyak warga yang kemudian mengalami gangguan pernafasan pasca serangan itu.

source : tempo.co
source : tempo.co
Melihat kondisi yang terjadi di Suriah itulah, Trump langsung mengambil tindakan cepat dengan meluncurkan kurang lebih 59 rudal ke pangkalan udara pemerintah Suriah. Hal ini jelas menimbulkan banyak kontroversi. Pasalnya PBB saat ini tengah mengupayakan cara damai untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di Suriah tersebut. Apalagi pada tahun 2013 lalu, ketika AS masih dipimpin Obama, Trump pernah menyerukan agar tidak perlu menyerang Suriah. Karena selain akan menimbulkan konflik berkepanjangan, perang dengan Suriah juga akan menghabiskan banyak anggaran. Alangkah lebih baik kalau menyimpan (amunisi) saat itu untuk keperluan lain yang lebih penting.

Aksi yang dilakukan Trump itupun menuai banyak reaksi. Ada yang mendukung, ada pula yang mencerca. Mereka yang mendukung kebanyakan merupakan sekutu-sekutu AS, seperti Australia dan negara-negara Uni Eropa. Mereka berpendapat bahwa serangan AS ke Suriah tersebut beralasan dan sudah terarah. Sementara itu dua negara yang dikenal sebagai pendukung Suriah, yakni Iran dan Rusia, mengutuk keras serangan AS tersebut. Rusia melalui perdana menterinya Dimitri Meyvedev menyebut aksi tersebut bisa memicu perang AS-Suriah. Selain itu Presiden Rusia, Vladimir Putin juga menyebutkan bahwa serangan tersebut ilegal dan melanggar hukum internasional. Perwakilan Rusia di PBB juga menyebut bahwa aksi AS ke Suriah itu hanyalah kedok untuk menutupi pelanggaran yang mereka lakukan saat perang AS-Irak.

Namun yang perlu kita pahami disini adalah serangan dengan menggunakan senjata kimia sangatlah tidak berperi kemanusiaan. Akan tetapi membalas hal tersebut dengan serangan rudal juga merupakan hal yang kurang tepat. Sebab dengan unculnya serangan balasan, upaya perdamaian yang diinginkan justru akan semakin menjauh. Alangkah lebih baiknya kalau antar negara yang bertikai duduk bersama untuk mencari solusi terbaik agar perdamaian yang selama ini menjadi impian serta harapan warga Suriah segera lekas terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun