Mohon tunggu...
koko anjar
koko anjar Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Mengenang Tendangan Kungfu Eric Cantona

25 Januari 2017   11:20 Diperbarui: 25 Januari 2017   11:46 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image : mirror.co.uk

Sebuah peristiwa bersejarah terjadi pada tanggal ini di Liga Inggris tepat 22 tahun yang lalu. Bukan sebuah pertandingan heroik ataupun dramastis, bukan pula prestasi hebat atau pencapaian baru di ajang Barclays Premier League, melainkan sebuah tendangan kungfu yang diluncurkan oleh seorang pemain kepada penonton yang duduk di tribun.

Pemain itu adalah Eric Cantona, kapten Manchester United dalam laga menghadapi Crystal Palace di stadion Selchust Park London. Cantona melakukan aksi legendaris tersebut pasca dikartu merah wasit Alan Wilkie setelah dirinya melakukan pelanggaran terhadap Richard Shaw. Drama baru terjadi ketika Cantona berjalan menuju lorong pemain. Salah seorang supporter Palace, Simmons Mathews meneriakinya dengan kata-kata kasar berbau rasis.

Dan tiba-tiba saja, Cantona yang terkenal emosional itupun berbalik badan dan langsung menghujamkan tendangan kungfu dan pukulan kepada Simmons. Tribun stadion Selchust Park pun jadi ricuh. Petugas keamanan langsung datang untuk membawa Cantona ke dalam ruang ganti. Schmeicel pun sampai harus berlari ke pinggir lapangan untuk menenangkan rekan satu timnya tersebut.

Media massa Inggris yang terkenal sangat tajam dalam pemberitaannya, langsung menjadikan tendangan kungfu tersebut sebagai headline media massa mereka. Menariknya, bukan tendangan kungfunya yang menyebabkan Cantona frustasi, melainkan pemberitaan dari media Inggris saat itu yang terkesan menjadikan Cantona sebagai headline selama berbulan-bulan.

Cantona sama sekali tidak menyesali perbuatannya tersebut. Bahkan, seperti dilansir Four-Four Two, Cantona justru menyatakan "Saya tidak cukup keras memukulnya. Harusnya saya memukulnya lebih keras".

FA akhirnya menjatuhkan sanksi kepada Cantona, yakni larangan bermain selama 8 bulan ditambah  hukuman sosial pelayanan terhadap publik selama 120 jam plus denda sebesar 20ribu poundsterling. Selain itu, Cantona juga harus kehilangan jabatan kaptennya di Timnas Prancis.

Sementara itu, nasib Mathew Simmons sendiri justru menderita pasca insiden tersebut. Simmons dianggap rasis, mencemarkan nama baik keluarga, dan akhirnya dikeluarkan dari tempatnya bekerja. Simmons pun sempat menjual kisahnya itu ke harian The Sun dengan harapan mendapat uang. Sayangnya, kompensasi uang yang dia harapkan tidak pernah dia terima. Sangat miris.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun