Kalau rubrik otomotif sudah pernah membahas tentang Toyota Fortuner, maka tidak afdol rasanya kalau tidak membahas tentang Honda Tiger. Honda Tiger yang saya maksudkan disini bukanlah Honda Tiger Revo, atau yang biasa orang kenal dengan sebutan Tiger Sukhoi karena merujuk pada iklan sepeda motor  tersebut yang menggunakan pesawat kebanggaan kita itu sebagai pembanding. Melainkan Honda Tiger 2000 atau Tiger Sprite.
Lantas kenapa saya hanya menyebutkan Honda Tiger saja? Sederhana alasannya, biar enak didengar karena sama-sama berakhiran "er". Seperti halnya Fortuner, Honda Tiger adalah kendaraan gagah yang diperuntukkan bagi orang yang ingin kelihatan lakik banget pada zamannya versi motor. Saking eksklusifnya, sebuah produk minuman bersoda pernah membuat sayembara berhadiah motor tersebut di tutup minumannya.
Bahkan saya yang ketika itu baru berusia 5 tahun, memaksa orang tua untuk sering-sering membeli sprite dengan harapan memperoleh sepeda motor tersebut dengan cuma-cuma. Sayangnya hampir semua tutup botol yang saya buka hanya terbaca tulisan "maaf anda belum beruntung". Maklum saja, waktu itu satu-satunya kendaraan di keluarga saya hanyalah Vespa P 150 exsklusive. Meskipun eksklusif, tetap saja ada perasaan minder ketika saya diantar jemput ke sekolah oleh bapak saya.
Hal itu bukan tanpa sebab. Setiap kali saya diantar jemput ke sekolah, pasti banyak teman-teman yang meledek motor bapak saya itu dengan sebutan motor odong-odong. Seandainya saja waktu itu klub vespa pergerakannya sudah semasif sekarang, mungkin saya bisa mengirimkan surat pengaduan ke mereka. Tujuannya jelas biar teman-teman saya yang suka mem-bully itu dilaporkan ke komisi perlindungan anak atau minimal di damprat karena telah melakukan tindakan bullying.
Kembali ke Honda Tiger impian saya. Di medio tahun 2000an, sepeda motor yang sebenarnya bernama Honda GL 190 itu merupakan simbol kegagahan seorang laki-laki. Entah apa korelasinya dengan GL Pro dan GL Max, namun begitulah adanya yang tertulis di STNK. Apalagi setelah munculnya Tiger 2000 CW yang terkesan lebih sporty dengan tulisan timbul "Tiger 2000" di tankinya lengkap dengan stiker super cruiser sebagai strippingnya. Semakin menunjukkan bahwa sepeda motor ini ditujukan bagi kaum laki-laki yang doyan menjelajah.
Maka jangan heran, sejelek apapun wajah dan penampilan seorang cowok ketika itu, mendadak akan berubah jadi ganteng dan gagah ketika mengendarai Tiger 2000. Karena itulah, saya berjuang habis-habisan untuk mendapatkan motor tersebut. Akhirnya ketika masuk bangku SMA saya memberanikan diri untuk mengajukan proposal pembelian Honda Tiger kepada Bapak selaku pemegang kendali keuangan keluarga. Dan bisa ditebak, proposal saya ditolak mentah-mentah dengan alasan belum waktunya serta kondisi kas negara yang sedang dilanda krisis. Akhirnya saya pun mengalah dengan tetap mengandalkan bus umum untuk kesekolah serta meminjam motor ibu saya yang tidak kalah melegendanya, Honda Supra X. Perlu dicatat, Honda Supra X bukan Supra X 125.
Baru ketika saya memasuki kelas 3 SMA, cita-cita saya untuk memiliki motor sendiri tercapai. Bermodalkan tabungan yang saya punya, saya pun mengajukan proposal lagi kepada bapak.
Saya : "Pak, mbok saya dibelikan motor, bentar lagi kan saya kuliah, masak hya mau rebutan motor terus sama ibuk?"
Bapak : "Mank kamu punya duit"?
Saya : "Ada pak tabungan saya, nanti bapak tinggal nambahin saja"
Bapak : "woo yoo, lha tabunganmu piro?"