Mohon tunggu...
koko anjar
koko anjar Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Konfederasi, Ajang Setengah Hati dan Tidak Terlalu Dinanti

29 Mei 2017   01:09 Diperbarui: 30 Mei 2017   10:32 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : http://gilabola.com

Usai sudah hingar bingar gelaran kompetisi sepakbola di benua eropa. Chelsea sudah memenangi Liga Inggris. Di italia Juventus masih digdaya, tampil sebagai juara untuk ke enam kalinya secara beruntun. Di Prancis AS Monaco mengakhiri dominasi PSG dalam empat musim terakhir. Di tanah Jerman dominasi Munchen masih tak terbantahkan, juara untuk ke lima kalinya secara beruntun. Sementara di negeri matador, Real Madrid berhasil finish di atas musuh bebuyutannya Barcelona untuk mengangkat trofi La Liga. Yang paling hangat tentu saja keberhasilan Man United merebut trofi Eropa League pertama mereka. Kalaupun masih ada yang dinantikan, mungkin itu hanyalah final Liga Champions antara Real Madrid vs Juventus.

Media-media massa, baik dalam maupun luar negeri pun berbondong-bondong memberikan ulasan atas pencapaian klub ataupun pemain selama musim 2016-2017. Mulai dari pemain yang paling menentukan, pelatih yang tepat, sampai transfer flop pemain dibahas. Semacam kaledioskop akhir musim. Sementara bursa transfer musim panas belum secara resmi dibuka, berbagai rumor dan gosip tentang kepindahan pemain sudah banyak yang beredar.

Berita-berita itu seolah membuat kita lupa, bahwa sebentar lagi akan ada event empat tahunan di dunia sepakola yang biasa kita kena dengan istilah “piala dunia mini”. Yah, tidak lama lagi di Rusia akan dilangsungkan ajang turnamen Piala Konfederasi. Turnamen FIFA yang diikuti oleh enam juara masing-masing konfederasi ditambah juara piala dunia 2014 dan tuan rumah piala dunia 2018 itu akan diselenggarakan mulai tanggal 17 Juni sampai dengan 2 Juli 2017. Ajang ini akan diselenggarakan di empat kota, yaitu St Petersburg, Moskow, Kazan, dan Sochi.

Brasil, kolektor terbanyak trofi Piala Konfederasi via http://static.goal.com
Brasil, kolektor terbanyak trofi Piala Konfederasi via http://static.goal.com
Kalau dibandingkan dengan Piala Dunia, jelas ajang ini kalah populer. Bahkan untuk sekedar dibandingkan dengan ajang Piala Eropa pun Piala Konfederasi ini masih kalah. Padahal turnamen yang berfungsi untuk melihat kesiapan negara tuan rumah piala dunia ini pesertanya adalah para juara dari masing-masing konfederasi. Bisa dibilang Piala Konfederasi ini adalah ajang pertarungan para juara.

Namun entah kenapa ajang ini sering terlupakan. Pengetahuan orang tentang ajang ini pun bisa dibilang sangat minim. Anda tentu belum tahu kalau Piala Konfederasi ini dulunya berawal dari turnamen sepakbola di Arab Saudi bernama King Fadh Cup? Lantas siapa juara bertahan Piala Konfederasi anda juga belum tentu tahu. Apalagi siapa yang pernah menjadi pemain terbaik atau peraih golden boot di turnamen ini. Dan yang paling penting, di lingkungan anda pasti juga sangat jarang atau bahkan tidak ada yang menyelenggarakan acara nonton bareng Piala Konfederasi.

Hal yang berbeda tentu saja akan terjadi kalau sedang digelar turnamen piala dunia ataupun piala eropa. Sekitaran tempat tinggal anda pasti akan banyak yang menyelenggarakan acara nonton bareng. Mulai dari fase penyisihan sampai partai final. Karena itu pasti anda juga akan ingat moment-moment apa yang pernah terjadi selama gelaran turnamen tersebut. Seperti kekalahan memalukan Brasil dari Jerman di piala dunia 2014 lalu, tandukan Zidane kepada Materazzi, gigitan Suarez pada Chiellini, sampai kejutan Yunani di Euro 2004 sekalipun anda pasti ingat.

tandukan Zidane kepada Materazzi via http://cdn.klimg.com
tandukan Zidane kepada Materazzi via http://cdn.klimg.com
Salah satu penyebab kurang menariknya piala ini adalah keengganan tim-tim peserta untuk mengirimkan pemain terbaiknya. Untuk tahun ini saja, pelatih Jerman Joachim Law sudah menyatakan bahwa akan membawa banyak nama-nama baru bagi timnas Jerman di gelaran Piala Konfederasi. Bisa dipastikan kita tidak akan melihat para pemain yang membawa Jerman menjadi Juara piala dunia tahun 2014 lalu dalam formasi utuh. Hal yang sama mungkin juga akan dilakukan Portugal ataupun Chile yang menjadi juara di konfederasinya masing-masing.

Lantas apa menariknya turnamen ini? Tetap saja ada sisi menariknya. Meski sejauh ini juaranya masih tetap dipegang oleh negara-negara penguasa sepakbola seperti Brasil (4 gelar) dan Prancis (2) gelar, tapi setidaknya kita akan tahu bahwa nun jauh di pasifik sana ada juga gelaran turnamen sepakbola. Ya, mereka dari konfederasi Oseania mengirimkan satu wakilnya di ajang ini. Prestasi tertingginya pun hanya peringat ketiga, ketika itu Australia masih tergabung di zona ini dan pada tahun 2001 berhasil menjadi peringkat ke tiga. Selebihnya wakil dari konfederasi ini hanya sanggup menjadi pelengkap di turnamen ini.

Timnas Tahiti yang menjadi wakil Oseania di Piala Konfederasi 2013 via http://www.ulasbola.com
Timnas Tahiti yang menjadi wakil Oseania di Piala Konfederasi 2013 via http://www.ulasbola.com
Selain itu, kita juga akan tahu bagaimana kesiapan tuan rumah piala dunia dalam turnamen ini. Kalau turnamen ini berjalan sukses, maka itu representasi bahwa penyelenggaraan piala dunia setahun kemudian juga akan sukses. Kita pun masih bisa disuguhkan pertandingan yang “resmi” ditengah jeda kompetisi yang hanya menghadirkan partai persahabatan atau uji coba saja. Dan pastinya, ada kesempatan juga bagi negara-negara dari konfederasi kecil semacam Concacaf, Afrika, ataupun Oseania untuk unjuk gigi dan angkat trofi selagi perwakilan dari konfederasi besar hanya mengirimkan tim “setengah hati”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun