Mohon tunggu...
koko anjar
koko anjar Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bulan Puasa: Ketika Aroma Nasi Padang dan Es Buah Begitu Menggoda

27 Mei 2017   03:28 Diperbarui: 27 Mei 2017   03:59 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image source :https://img07.rl0.ru

Bulan ramadhan adalah bulan yang sangat dinanti-nantikan oleh umat muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bukan apa-apa, saat ramadhan tiba mendadak suasana berubah menjadi sangat islami dan penuh religi. Sangat menyejukkan hati dan perasaan bukan ? Selain itu, berbagai amal dan ibadah yang kita lakukan di bulan ini juga akan mendapat pahala yang berlipat ganda dan jauh lebih banyak daripada jika kita lakukan di bulan selain bulan ramadhan.

Orang bilang setan itu dibelenggu saat bulan puasa seperti sekarang ini. Pintu neraka ditutup sedangkan pintu surga dibuka selebar-lebarnya. Akan tetapi kenapa masih ada saja kejahatan yang terjadi di setiap bulan ramadhan? Kenapa juga masih ada saja orang yang mengajak untuk berbuka padahal belum masuk waktu magrib? Dan kenapa juga masih ada saja manusia yang menebarkan kebencian di bulan yang penuh rahmat dan ampunan? Padahal katanya setan itu dibelenggu.

Perlu kita pahami lebih dalam lagi makna “setan dibelenggu saat bulan ramadhan” ini. Lebih tepatnya, maksud dari kalimat tersebut adalah setan serta pengaruhnya yang ada dalam diri kita, dibelenggu oleh aktifitas ibadah puasa yang kita lakukan. Setan dalam wujud hawa nafsu yang kita belenggu selama satu bulan penuh. Dengan harapan, dapat diteruskan ke bulan-bulan selanjutnya sehingga kualitas ibadah kita akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Namun sekuat-kuatnya kita, tetap saja setan itu tak pernah menyerah untuk menggoda. Semakin kuat kita membelenggunya, semakin kuat pula dia menggoda. Salah satu hal paling sederhana adalah ketika siang hari, kita sedang melintasi rumah makan. Memang saat bulan puasa seperti ini beberapa daerah melarang warung makan untuk buka di siang hari. Tapi tidak ada yang melarang saat mereka masak di siang hari kan? Warung masakan padang biasanya mulai aktifitas masaknya saat siang hari, lebih tepatnya setelah sholat dzuhur. Tujuannya tentu agar saat sore harinya sudah siap disajikan menjelang buka puasa.

Jam-jam itu adalah saat paling krusial dalam menjalankan ibadah puasa. Tengah hari adalah puncaknya orang bekerja ataupun sekolah. Dan ketika melewati warung masakan padang, lalu tercium aroma masakan yang sedang dimasak, jelas sangat menggoda bukan? Akui saja kalau kalian pasti tergoda. Sebab yang namanya setan pasti akan memberikan dorongan untuk “menyegerakan” berbuka alias dalam bahasa jawa disebut “mokel”. Padahal selagi kita melewatinya saat hari biasa, aroma masakan tersebut seakan biasa saja. Mungkin inilah yang dinamakan ujian bagi orang yang berpuasa.

Tidak berhenti di aroma masakan saja, ba’da sholat asar jajanan berupa minuman dalam wujud es buah dan sebangsanya pasti sudah menanti di pinggir jalan. Kalau lapar mungkin masih bisa tahan. Terkadang dengan mencium aroma masakan saja sudah cukup membuat kita kenyang. Tapi kalau haus? Mungkin hanya kekuatan iman yang mampu menyelamatkan. Meski tinggal hitungan kurang dari tiga jam saja waktu menuju berbuka, banyak juga orang yang gagal melewati jam-jam ini. Namun untungnya beberapa diantara yang diuji ini mampu melewatinya karena alasan “nanggung, bentar lagi buka”. Padahal jam dinding serasa lama berputarnya ketika mendekati waktu berbuka.

Namun disitulah sisi menarik bulan ramadhan. Hal-hal yang sering kita anggap biasa mendadak jadi luar biasa. Ketika kita bberhasil menyelesaikan satu hari puasa tanpa putus di tengah hari, ada kepuasan tersendiri. Puas karena telah menang melawan ego diri sendiri. Apalagi kalau kemudian berhasil melewatinya sebulan penuh, hari raya idul fitri seakan menjadi pesta kemenangan yang memang pantas untuk dirayakan. Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga bulan puasa ini membawa berkah bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun