“Alhamdulilah baik mas. Tenang aja, adek baik-baik aja kok disini. Adek selalu nunggu kapan mas pulang.”
Sedikit percakapan tersebut pasti pernah dialami mereka yang LDR-an dengan anggota TNI. Bayangkan kalau kalian hidup di era 80-an, dimana berkirim surat menjadi satu-satunya cara agar tetap bisa berhubungan dengan mereka yang terpisah jarak dan waktu dengan kita. Mungkin butuh waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk sekedar mendapatkan balasan kabar baik.
Setelah resmi dilantik menjadi prajurit TNI dan berhasil melewati berbagai macam tahapan pendidikan, maka tibalah di tujuan akhir mereka yaitu penempatan tugas. Sudah selesaikah permasalahan dengan jarak dan waktu? Jawabannya adalah belum. Penempatan anggota TNI ini adalah sesuai dengan kebutuhan personil di setiap satuan, bukan atas keinginan pribadi setiap prajurit. Jadi tidak menutup kemungkinan mereka yang dilahirkan di Sabang, akan ditugaskan di Merauke. Untuk kesekian kalinya, jarak dan waktu kembali menjadi penghalang bagi hubungan mereka.
“Dek, mas sudah selesai pendidikan kejuruannya, udah dapat Skep penempatan.”
“Alhamdulilah mas, dapat dimana?”
"Di Merauke dek, mas jadi satgas pengamanan perbatasan.”
“Oh, hya syukur mas kalo begitu.”
“Adek yang sabar yaa, baik-baik disitu. Meskipun jauh, asal saling percaya, semua akan baik-baik aja kok.”
“Hya mas, mas juga baik-baik disitu. Jaga kepercayaan adek. Love you mas.”
Perasaan campur aduk kembali dirasakan para wanita ketika pasangan mereka sudah resmi ditempatkan di satuan yang baru, antara lega, bahagia, atau sedih tentunya karena penderitaan kaum LDR belum juga berakhir. Dan pastinya cobaan bukan hanya dari segi jarak dan waktu, namun kadangkala ada sesosok lelaki lain yang mencoba menawarkan perhatian lebih disaat sang wanita sedang kesepian, mencoba mengisi hari-hari yang tidak pernah didapatkan sebelumnya dari sang pujaan hati. Dan itu semakin membuat galau para kaum LDR antara bertahan, atau lepaskan.