Partai final piala tertua (FA CUP) yang mempertemukan antara Chelsea vs Liverpool. Final piala FA ini diselenggarakan di stadium Wembley yang merupakan stadium kebanggan Masyarakat Inggris. Stadium yang dipergunakan sebagai partai final diajang turnamen seperti Piala Comunitty shield (kejuaraan awal musim yang mempertemukan antara juara liga Primier Legue vs Juara Piala FA), Carling Cup, dan FA CUP. Chelsea sangat berambisi untuk merengkuh piala FA sebagai pemacu semangat team. Kita tahu pekan kemarin Chelsea dipermalukan oleh Newcastle dikandang sendiri Stanford Bridge dengan score 0-2 yang dicetak striker Newcastle Cisse. Kekalahan dari Newcastle itu, membuat sebagian media lebih menjagokan Liverpool. Dengan santai Di Matteo sang manager sementara, mengucapkan 'piala FA bukan tujuan Team Chelsea. Tujuan target Chelsea adalah Di Alianz Arena (Liga Champion). Tapi FA sebagai pelecut semangat kami'. Dalam pertandingan antara Chelsea vs Liverpool di final FA yang dimenangkan Chelsea dengan score 2-1 dicetak oleh (Ramires, Drogba, dan Andi Caroll). Menurut pengamatan saya, Chelsea dibabak pertama bermain sangat hati mengandalkan Ball position dan sekali-kali menggegrak pertahanan yang dikawal G. Jonson, Skartle, Agger, dan Enqueicre. Melalui Conter Attack Chelsea mengubah score menjadi 1-0. Seperti yang dilakukan pada semifinal Liga Champion Leg kedua, Ramires melakukannya lagi sebagai gol pembuka di Final Piala FA. Ramires dengan mengandalkan speed dan kontak fisik yang kuat, Ramires sebagai biang awal penyakit kekalahan Liverpool. Pada babak pertama Chelsea hanya bisa mencuri gol semata dari Ramires. Pada babak kedua Chelsea melakukan ofensif dan D. Drogba memanfatkan nya dengan sepakan akuratnya membuat score menjadi 2-0. Kenny sang manager Liverpool melakukan kebijakan dengan memasukkan Andy Caroll sebagai tukang gedor. Luiz Suarez yang dimarking oleh J. Terry tak bisa berbuat banyak. Masuknya Caroll keputusan yang tepat yang dilakukan oleh King Kenny. Memanfatkan kesalahan Bosingwa disisi kanan pertahanan Chelsea dengan tenang memperdaya J. Terry, Caroll memperkecil keadaan menjadi 2-1. Sebenarnya Sundulan Caroll yang ditepis Oleh Cech dalam tanyangan Repley bola belum melewati garis. Sampai peluit berakhir Score tetap 2-1. Gelar juara piala FA ini bagian keberhasilan Di Matteo, akankah Di Matteo akan diangkat sebagai Manager tetap dimusim depan, ada media yang mengklaim bahwa seandainya Di Matteo menjuarai piala FA akan diangkat sebagai Manager dimusim depan. Gak penting desas-desus itu. Yang penting mental juara yang membuktikan bahwa Chelsea bukanlah Team tanpa mental juara. Sebagai Fans Setia Chelsea (FSC), tetap mensuport kerja keras team Chelsea secara keseluruhan. Good job the special one Matteo. Bagi fans Chelsky mari berpesta dengan menyanyikan, Blues the Colour song the atheam Chelsea.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H