Kawan masih ingatkah dengan senyuman nakal itu. Kau terlalu suci untuk melacurkan diri Kenapa kau lakukan itu....Kawan Faktor ekonomi kah... Faktor Putus asa kah... atau Faktor kepuasaan nafsu kah... Yang aku tahu kau tetap kawanku... Kau tetap ada di nadiku... Kau tetap kawan sejawatku... Saling berbagi kisah yang lama kita share sewaktu hujan yang mulai mengering. Kau katakan kita takkan terpisah walau kau menjalani profesi hitam Kusumpal mulutku dan otak agar kau tak terjebak oleh mulut naif. Percayakan itu pada kemurnian hati yang seakan mulai mengkristal Kawan jangan khawatir dengan curahan hatimu yang mulai mencair. Di Jalan Jarak gang Dolli kau seperti ikan di aquarium,,, Di Wisma Barbara kau begitu menggoda bagi kaum yang bersilaturahim dengan kelaminmu. Dengan pakaian supermini dengan paras yang menarik kau terjepit dengan keadaan. Kawan aku merintih melihat nya. Oh...Tuhan benarkan dia dari sana... Aku Mohon....Paringi kulo Power Gusti. Amien
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H