Mohon tunggu...
Priya Purnama
Priya Purnama Mohon Tunggu... -

Tuhan yang bisa menindas dan mengkafirkan manusia. Bukan manusia!

Selanjutnya

Tutup

Drama

Embrio Kehidupan (1)

5 Juni 2012   08:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:22 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kesempatan itu, mata melirik untuk memegang teknologi dari homo erectus " kaum terpilih" dari pusat hampir semua agama yang ada dibumi ini zionis. Kaum terkutuk kata kaum Islam, tapi kenapa mereka menyembah dan kecanduan akan teknologinya. Ah, munafik pikirku. Yang ku tahu Islam itu mencintai kaum memiliki ahli kitab seperti halnya bangsa Yahudi. Menghormati agama lain dan tidak merasa paling benar yang dan menghancurkan agama lain. Terlalu skeptis mungkin tak aku gubris tentang bangsa Pintar itu. Dan aku mengakui kepintaran. Kita adalah kera mereka manusia yang terlalu pintar, menjual kebodohan kita. Karena mereka pintar terus mendogma kita agar kita terpecah. Apalagi manusia Indonesia yang diduga keturunan bangsa Yunan yang berimigrasi ke SWARNA dipa(Negeri emas),atau dugaan plato bahwa kita mahluk pintar mengalahkan Yahudi, kala kita diaggap bangsa Atlantis. Yang kutahu, kita bangsa mata sipit Yunan(bapak moyang kita) telah mengusir bangsa Negroida (Ibu moyang kita) kewilayah timur Papua dan suku Aborigin Australia. Hmmm. Kasihan ya, Ibu moyang sampai sekarang menyembah alam sebagai tuan penciptanya. Sungguh logistik kata mereka yang modern mengecek kampungan dan bar-bar tak menerima apapun yang jadi kepercayaannya. Bodoh pikirku manusia bilang kayak gitu. Mereka menyembah teknologi, sedangkan mereka menyembah alam. Terus apa bedanya. Lagi aku bilang mereka itu munafik.

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun