Mohon tunggu...
Priya Purnama
Priya Purnama Mohon Tunggu... -

Tuhan yang bisa menindas dan mengkafirkan manusia. Bukan manusia!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Buruh Negara

1 Mei 2012   09:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:53 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13358662411775328197

Kenapa kau tidak pernah melakukan protes terhadap Negara

Kenapa kau selalu dijadikan cita-cita sebagai pekerjaan utama

Ya….kau dulu di katakan sebagai kaum Priyayi.

Pada jaman pemerintahan Hindia Belanda

Dijadikan sebagai alat adu domba untuk yang menentang kebijakan Koloni

Wahai kaum Buruh Negara….Kau tidak mau dikatakan sebagai Buruh

Kau bukan kaum Proletar seperti yang di katakan Karl Marx

Atau kaum Marhaen yang dikatakan Bung Karno

Kaum selalu dijajarkan Kaum Borjuis

Menerima gaji pensiunan yang kau ambil di Taspen

Seperti para pahlawan kau selalu di hargai

Dihargai sebagai abdi Negara.

Lihat Kaum Buruh memperingati May day

Kenapa kau tidak ikut berjuang juga.

Oh….ya Gengsi selalu kau sematkan

Tradisi Borjuis selalu kau tiru

Menjadikan Klasifikasi social yang sangat tinggi.

Bangga sungguh bangga sebagai abdi Negara.

Kau sama saja sebagai Buruh Negara.

Mading Cinta Fiksiana

( http://www.facebook.com/groups/374792569230705/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun