Mohon tunggu...
agung al
agung al Mohon Tunggu... Foto/Videografer - MAHASISWA AKTIF

NO COMENTS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Salahkah Autis?

30 Desember 2016   00:55 Diperbarui: 30 Desember 2016   01:37 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan adalah hal yang pentingdalam hidup ini. Karena dengan badan yang sehat kita dapat melakukan aktifitaskita, tetapi saat dalam keadaan sehat ,kita tidak boleh meremehkan mereka yangberketerbelakangan mental, salah satunya adalah autis yaitu kelainanperkembangan sistem syaraf yang disebabkan oleh factor hereditas. Mereka yangmenderita autis butuh pemahaman dari orang – orang di sekitarnya karena merekasulit membina hubungan social, berkomunikasi secara normal maupun memahamiemosi lawan bicaranya bahkan dalam penangkapan pelajaran di kelasnya merekalahyang paling suli. Pada saat itulah kadang kita merasa mereka adalah orang bodohdan tidak berguna padahal mereka adalah orang yang mebutuhkan pengertian sertakasih sayang kita. Karena keterbelakangan itu yang membuat mereka malu untukbersosialisasi dengan yang lain sedangkan dalam hati mereka sangat inginberkumpul dengan teman – temanya. 

Para penderita autis tak jarangmereka dikucilkan oleh keluarga mereka karena keterbelakangan mentalnya.bahkanpara orang tua tersebut memasukan mereka kepanti dengan berbagai alasan yangmereka buat ,selain itu ada pula orang tua yang mengirim anaknya yang mengidapautis ke panti dengan alasan yang menyakitkan bagi para autis tersebut yaitumereka malu karena memiliki anak yang cacat mental padahal anak tersebut tidaksalah hanya saja Allah SWT memberi sedikit kekurangan pada buah hati tersebutagar mereka bersabar itulah alasan mengapa para pengidap autis sulit untuksembuh meski telah dilakukan berbagai terapi yaitu kurangnya kasih sayang danperhatian dari orang – orang terdekat mereka. Karena kasih sayang dan perhatianakan membuat mereka semangat dan tidak meresa kesepian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun